Mohon tunggu...
Noviyanti
Noviyanti Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa Master of Public Health dengan fokus di bidang infectious diseases dan zoonosis di Kansas State University. Dia juga adalah seorang dokter hewan yang selalu ingin berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya. Merindukan Palangka Raya, Bogor, dan Manokwari, sebagai kota yang sudah menuliskan banyak sejarah baginya. Menulis adalah kegiatan di sela-sela perkuliahan, terkadang sekedar untuk melepas penat ataupun karena ingin berbagi ilmu yang didapatkan di ruang kuliah. Semoga bermanfaat. Korespondensi langsung di: novi85.yanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenali Rabies, Bukan Hanya dari Anjing Gila

12 Juli 2017   05:38 Diperbarui: 12 Juli 2017   13:42 10207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Apa yang harus saya lakukan apabila saya digigit hewan yang diduga rabies?

Cukup sulit memastikan hewan yang mengigit (menjilat/mencakar) kita memiliki penyakit rabies, terutama jika itu bukan hewan peliharaan kita. Sebaiknya lakukan dua hal ini apabila anda tergigit hewan:

Cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Berikan povidon iodine jika anda punya persediaan. Cara ini cukup ampuh untuk mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh anda. Segeralah berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Semakin cepat anda berobat semakin bagus karena virus ini akan terus berkembang-biak dalam tubuh anda apabila anda tidak ditangani dokter. Jelaskan kepada dokter yang menangani bahwa anda tergigit hewan. Di sana anda akan diberi Vaksin Anti Rabies. Serial vaksin ini cukup panjang; anda harus bolak-balik berobat selama 3x. Sangat penting untuk mengusahakan agar anda mendapatkan semua vaksin sesuai jadwal.

7. Apakah obat tradisional bisa menolong?

Sayang sekali, sejauh ini belum ada obat herbal atau obat tradisional yang dilaporkan mampu mencegah penyakit rabies. Memang di beberapa negara termasuk di Indonesia masih banyak yang berusaha mengobati gigitan hewan dengan obat tradisional. Selain tidak efektif, ada banyak sekali pengobatan tradisional yang justru menimbulkan infeksi. Jadi, kembali ke point 6, segeralah berobat ke dokter terdekat.

8. Apa yang harus saya lakukan dengan hewan yang mengigit saya?

Segera laporkan ke dokter hewan setempat atau dinas terdekat tentang kasus gigitan anjing. Apabila anjing itu liar, sarankan kepada warga di sekitar untuk menjauhi anjing tersebut. Jangan pernah membunuh anjing yang mengigit anda, karena belum tentu anjing mengigit karena mereka terinfeksi rabies. Anjing yang terinfeksi rabies akan mati dalam waktu kurang lebih 14 hari. Segera kirimkan tubuh anjing yang mati tersebut ke dinas kesehatan hewan terdekat agar dapat diperiksa keberadaan virus rabiesnya.

Anjing juga seperti kita yang tidak ingin diganggu kenyamanannya. Jangan pernah mengganggu anjing yang sedang menyusui atau bersama anak-anaknya, anjing yang sedang tidur, atau anjing yang sedang makan. Hal ini akan mengurangi resiko anda digigit anjing.

Anjing juga adalah makhluk hidup yang akan marah kalau kenyamanannya diganggu. (Sumber: Global Alliance for Rabies Control-rabiesalliance.org)
Anjing juga adalah makhluk hidup yang akan marah kalau kenyamanannya diganggu. (Sumber: Global Alliance for Rabies Control-rabiesalliance.org)
Akhirnya, saya ingin menutup dengan kisah teman saya. Dia pernah digigit anjing saat dia masih anak-anak. Saat itu mereka sekeluarga tidak mengerti kalau gigitan anjing bisa berbahaya. Mereka hanya merawat luka di rumah dan tidak pergi ke dokter. Beberapa hari kemudian, mereka bertamu ke rumah salah seorang paman yang kebetulan adalah seorang perawat di rumah sakit. Ketika melihat luka di kaki teman saya dan mengetahui sebabnya, beliau menyarankan agar teman saya diberi Vaksin Anti Rabies.

Memang waktu itu vaksin ini masih menyakitkan karena disuntik di bagian pusar dan harus diberikan berkali-kali. Teman saya hampir tidak mau menyelesaikan rangkaian vaksin (karena waktu itu dia harus divaksin berkali-kali). Anjing yang menggigit itu beberapa hari kemudian mati. Saat ini, dia sangat berterima kasih dengan pamannya. Bagikan informasi ini ke orang di sekitar anda karena sekecil apapun informasi yang anda bagikan sangat berarti bagi mereka. STOP RABIES SEKARANG JUGA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun