6. Apa yang harus saya lakukan apabila saya digigit hewan yang diduga rabies?
Cukup sulit memastikan hewan yang mengigit (menjilat/mencakar) kita memiliki penyakit rabies, terutama jika itu bukan hewan peliharaan kita. Sebaiknya lakukan dua hal ini apabila anda tergigit hewan:
Cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Berikan povidon iodine jika anda punya persediaan. Cara ini cukup ampuh untuk mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh anda. Segeralah berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Semakin cepat anda berobat semakin bagus karena virus ini akan terus berkembang-biak dalam tubuh anda apabila anda tidak ditangani dokter. Jelaskan kepada dokter yang menangani bahwa anda tergigit hewan. Di sana anda akan diberi Vaksin Anti Rabies. Serial vaksin ini cukup panjang; anda harus bolak-balik berobat selama 3x. Sangat penting untuk mengusahakan agar anda mendapatkan semua vaksin sesuai jadwal.
7. Apakah obat tradisional bisa menolong?
Sayang sekali, sejauh ini belum ada obat herbal atau obat tradisional yang dilaporkan mampu mencegah penyakit rabies. Memang di beberapa negara termasuk di Indonesia masih banyak yang berusaha mengobati gigitan hewan dengan obat tradisional. Selain tidak efektif, ada banyak sekali pengobatan tradisional yang justru menimbulkan infeksi. Jadi, kembali ke point 6, segeralah berobat ke dokter terdekat.
8. Apa yang harus saya lakukan dengan hewan yang mengigit saya?
Segera laporkan ke dokter hewan setempat atau dinas terdekat tentang kasus gigitan anjing. Apabila anjing itu liar, sarankan kepada warga di sekitar untuk menjauhi anjing tersebut. Jangan pernah membunuh anjing yang mengigit anda, karena belum tentu anjing mengigit karena mereka terinfeksi rabies. Anjing yang terinfeksi rabies akan mati dalam waktu kurang lebih 14 hari. Segera kirimkan tubuh anjing yang mati tersebut ke dinas kesehatan hewan terdekat agar dapat diperiksa keberadaan virus rabiesnya.
Anjing juga seperti kita yang tidak ingin diganggu kenyamanannya. Jangan pernah mengganggu anjing yang sedang menyusui atau bersama anak-anaknya, anjing yang sedang tidur, atau anjing yang sedang makan. Hal ini akan mengurangi resiko anda digigit anjing.
Memang waktu itu vaksin ini masih menyakitkan karena disuntik di bagian pusar dan harus diberikan berkali-kali. Teman saya hampir tidak mau menyelesaikan rangkaian vaksin (karena waktu itu dia harus divaksin berkali-kali). Anjing yang menggigit itu beberapa hari kemudian mati. Saat ini, dia sangat berterima kasih dengan pamannya. Bagikan informasi ini ke orang di sekitar anda karena sekecil apapun informasi yang anda bagikan sangat berarti bagi mereka. STOP RABIES SEKARANG JUGA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H