Mohon tunggu...
Noviyanti Putri Lestari
Noviyanti Putri Lestari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023

Saya merupakan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 tahun 2023 bidang studi Pendidikan Matematika di Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Topik 2 - Filosofi Pendidikan Indonesia - Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

21 Januari 2024   09:44 Diperbarui: 21 Januari 2024   10:04 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

01.01.2-T2-7. Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah proses pendidikan yang dapat memberikan kita ilmu yang sangat berguna untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan juga batin. Oleh sebab itu, pendidik berkewajiban menuntun tumbuhnya kodrat yang ada pada diri anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Ketika anak belum mendapatkan pendidikan, anak tersebut bagaikan selembar kertas kosong yang harus diisi dengan tulisan. Ketika anak mulai menempuh pendidikan kita sebagai guru harus mentransfer berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. 

Sebelum mempelajari topik ini, apa yang saya berikan kepada peserta didik hanyalah suatu paket ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dengan kata lain saya hanya terfokus kepada tuntutan kompetensi sesuai dengan kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang sudah tertulis dalam kurikulum sehingga harus menyelesaikan setiap target dalam satu semester. Pembelajaran terpusat hanya pada peran guru sebagai pendidik. 

Dalam pembelajaran di kelas saya terfokus untuk mengejar target kurikulum ketika mengajar, sehingga saya banyak memberikan tugas baik untuk dikerjakan di kelas maupun di rumah. Saya berfikir mengajar sangatlah mudah karena hanya sebatas memberikan materi dan tugas. Peserta didik dituntut untuk mengumpulkan tugas tepat waktu tanpa kita melakukan refleksi mengenai pembelajaran tersebut. Terkadang saya juga sering mengeluh dan merasa kesal ketika ada sebagian peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas, susah diatur dan lambat dalam berpikir, padahal tugas yang saya berikan sangat mudah dan materi pun juga sudah saya jelaskan.

Pemikiran dan perilaku saya seketika berubah setelah saya mempelajari topik ini dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan di Indonesia, terutama ketika mempelajari pemikiran-pemikiran dari Ki Hajar Dewantara. Saya menyadari akan kekeliruan saya selama ini. Saya hanya memandang peserta didik sebagai objek dalam pembelajaran di kelas. Peserta didik seharusnya menjadi subjek dalam pembelajaran yang kita lakukan di kelas. Merekalah pemegang kendali ketika pembelajaran di kelas. 

Pendidik wajib menghamba pada peserra didik dengan segala ketulusan hati. Ketika awal mempelajari topik ini, kalimat "Pendidikan berhamba pada siswa" membuat saya ambigu, namun setelah dipelajari lebih lanjut saya dapat mencerna dengan baik kalimat tersebut. Dalam pembelajaran, kita sebagai guru memang harus fokus pada media dan alat pembelajaran, namun ada yang lebih utama dari hal tersebut, yaitu bagaimana cara kita membuat peserta didik  merasa aman, nyaman dan senang dalam proses pembelajaran. Tentunya kita harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan diri dalam pembelajaran. 

Guru harus bisa menghormati dan membangkitkan semangat peserta didiknya agar mereka bisa menyerap ilmu dengan mudah. Pendidikan yang menghamba kepada peserta didik menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu peserta didiknya. Kita sebagai guru diharuskan untuk dapat menghadirkan model dan metode belajar yang dapat menggali motivasi peserta didik, membangun habit pembelajar sejati, suka membaca dan senang mencari pengetahuan. Pembelajaran seperti ini dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia (kreativitas, inovasi, kepemimpinan, percaya diri, mandiri, disiplin, berpikir kritis, daya nalar tinggi, kemampuan berkomunikasi, kerja tim dan wawasan global) di era mendatang. 

Oleh sebab itu, sebagai calon guru profesional saya harus dapat menerapkan pemikiran Ki Hajar Dewantara ini. Saya harus menjadi contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik dan juga teman sejawat. Saya harus benar" melakukan observasi mengenai latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan politik dari peserta didik saya, agar saya dapat menyesuaikan pendekatan, model, dan media yang sesuai dengan karakteristik mereka. Saya harus bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik. Sya harus bisa meningkatkan motivasi belajar mereka dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor  pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun