Mohon tunggu...
Noviyanti Putri Lestari
Noviyanti Putri Lestari Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023

Saya merupakan mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 tahun 2023 bidang studi Pendidikan Matematika di Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

01.01.2-T1-7. Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

3 Januari 2024   13:03 Diperbarui: 3 Januari 2024   13:11 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ARTIKEL

Topik 1

Koneksi Antar Materi

Filosofi Pendidikan Indonesia

 

Saat ini saya adalah seorang istri, seorang ibu, dan juga seorang mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 tahun 2023 di LPTK Universitas Jember. Sebelum menjadi mahasiswa PPG, saya merupakan seorang guru SD swasta di dekat tempat tinggal saya. Saya meninggalkan pekerjaan saya dan lebih memilih untuk mengikuti PPG ini dikarenakan saya ingin memperdalam keahlian saya serta mengembangkan keprofesionalan saya dalam mengajar, agar saya dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Harapan saya untuk kedepannya setelah lulus dari PPG ini yaitu pengalaman dan ilmu yang saya dapat bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Saya memilih menjadi guru karena memang cita-cita saya sejak SMP ingin menjadi seorang guru, ditambah lagi dukungan dari kedua orang tua serta motivasi dari guru-guru saya. Menurut saya profesi guru merupakan suatu profesi yang sangatlah mulia. Peran guru juga sangatlah penting dalam roda pendidikan di suatu negara. Karena gurulah yang berperan dalam mencerdaskan anak bangsa, membentuk karakter dan nilai-nilai moral anak bangsa, sehingga dapat mengembangkan dan memajukan sumber daya manusia, yang merupakan aset utama suatu negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan kemajuan. Selain itu profesi guru merupakan pekerjaan yang sangat fleksibel, terutama sebagai perempuan seperti saya yang juga merupakan ibu rumah tangga, karena tidak menguras waktu lama sehingga tidak mengganggu kewajiban sebagai seorang istri dan juga ibu dari anak-anak.

Sebelum saya mempelajari pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara, saya mengajar dengan terfokus pada tuntutan kompetensi sesuai kurikulum yang berlaku dan cenderung melaksanakan pembelajaran yang sesuai seperti yang tertulis dalam kurikulum dan harus menyelesaikan target satu semester. Saya berpikir sangatlah mudah dalam mengajar karena kita hanya memberikan materi dan tugas saja kepada peserta didik. Tetapi terkadang saya mengeluh karena ada sebagian anak yang tidak pernah mengerjakan tugas , sulit diatur dan lambat dalam berpikir, padahal materi yang saya jelaskan sudah sangat detail dan tugas yang saya berikan pun sangatlah mudah.

Setelah mempelajari konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara, seketika itu juga pemikiran saya langsung berubah, begitupun perilaku saya juga akan saya rubah. Saya menyadari kekeliruan saya dalam memandang peserta didik, saya menempatkan mereka sebagi objek dalam pembelajaran di kelas. Dimana seharusnya peserta didik adalah subjek dalam suatu pembelajaran di kelas, peserta didik kita lah yang harusnya menjadi pemegang kendali dalam suatu pembelajaran. Sebagai guru yang baik hendaknya kita harus selalu berpihak pada peserta didik kita.

Guru yang berpihak pada peserta didik adalah guru yang mengutamakan kepentingan dan perkembangan peserta didiknya. Kita tidak hanya fokus untuk menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi kita juga harus memahami kebutuhan, potensi, kelebihan bahkan kekurangan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Untuk itu kita harus berempati dan mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap pengalaman mereka, serta melibatkan dan menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua atau wali murid untuk mendukung perkembangan peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas. Selain itu kita juga harus berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendukung dan memotivasi peserta didik agar peserta didik nyaman dan semangat dalam belajar.

Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang memerdekakan dengan tujuannya adalah kemerdekaan. Merdeka berarti setiap orang dapat memilih menjadi apa saja, dengan catatan adanya penghargaan terhadap kemerdekaan yang dimiliki orang lain juga. Visi pendidikan Ki Hadjar Dewantara kembali digaungkan oleh Presiden Joko Widodo. Slogan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang memerdekakan sebagai tokoh paling termasyur dalam sejarah pendidikan Indonesia, meninggalkan warisan sebuah konsep, yakni pendidikan yang memerdekakan. Konsep ini termaktub dalam tiga semboyan dalam bahasa Jawa, ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karya, tut wuri handayani. Artinya, di depan memberikan contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Semboyan tut wuri handayani diabadikan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Konsep Ki Hadjar Dewantara pada sistem among mengatakan bahwa sistem among yang berjiwa kekeluargaan bersendikan 2 dasar, yaitu:

1. Kodrat alam sebagai syarat kemajuan dengan secepatcepatnya dan sebaik-baiknya

2. Kemerdekaan sebagai syarat menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak agar dapat memiliki pribadi yang kuat dan dapat berpikir serta bertindak merdeka.

Dalam Sistem Among, maka setiap pamong sebagai pemimpin dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap: Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tutwuri Handayani:

a. Ing ngarsa sung tuladha Ing ngarsa sung tuladha mengandung makna, sebagai pendidik adalah orang yang lebih berpengetahuan dan berpengalaman, hendaknya mampu menjadi contoh yang baik atau dapat dijadikan sebagai "central figure" bagi siswa

b. Ing madya mangun karsa Ing madya mangun karsa makna bahwa pamong atau pendidik sebagai pemimpin hendaknya mampu menumbuhkembangkan minat, hasrat dan kemauan anak didik untuk dapat kreatif dan berkarya, guna mengabdikan diri kepada cita-cita yang luhur dan ideal.

c. Tutwuri Handayani Tutwuri berarti mengikuti dari belakang dengan penuh perhatian dan penuh tanggung jawab, berdasarkan cinta dan kasih sayang yang bebas dari pamrih dan jauh dari sifat authoritative, possessive, protective dan permissive yang sewenangwenang. Sedangkan handayani berarti memberi kebebasan, kesempatan dengan perhatian dan bimbingan yang memungkinkan anak didik atas inisiatif sendiri dan pengalaman sendiri, supaya mereka berkembang menurut garis kodrat pribadinya.

Agar kelas saya dapat mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, sebagai guru saya harus menerapkan konsep memerdekakan peserta didik di dalam kelas. Tetapi kita juga tetap perlu menerapkan sikap disiplin pada peserta didik serta selalu memberikan mereka motivasi dan dorongan agar dapat menguatkan karakter mereka.

Jadi, kesimpulannya sebagai guru yang baik kita harus menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara kedalam setiap proses pembelajaran. Dengan melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik kita dapat meningkatkan keaktifan mereka dalam proses belajar. Sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan mengembangkan keterampilan mereka untuk berpikir lebih kritis.

Daftar Pustaka :

Tarigan, M., Alvindi., Wiranda, A., Hamdany, S., Pardamean. (2002). Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia. Tadris Bahasa Inggris. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. (153-155)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun