Mohon tunggu...
Novita Zahra
Novita Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Emisi Menyebabkan Pemanasan Global?

15 Desember 2024   14:41 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto PBB/Taman Kibae melalui Flickr (CC BY-NC-ND 2.0).  (Sumber: Mongabay.co.id)

Pemanasan global semakin menjadi topik utama dalam diskusi global, dengan banyak orang yang kini menyadari bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) memainkan peran penting dalam memperburuk masalah ini. Meskipun telah ada banyak penjelasan tentang hal ini, masih terdapat pemahaman yang terbatas mengenai alasan dan cara emisi gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global. Artikel ini akan menjelaskan lebih mendalam tentang mekanisme yang mendasari fenomena ini serta dampaknya terhadap kehidupan di bumi.

Peran Gas Rumah Kaca

Sumber: steemit.com
Sumber: steemit.com

Gas rumah kaca adalah gas yang dapat menyerap dan memantulkan radiasi infra merah dari permukaan bumi. Proses ini disebut efek rumah kaca, yang  berperan penting untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat dan mendukung kelangsungan hidup di bumi. Tanpa efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan lebih rendah, sehingga banyak kehidupan saat ini tidak akan dapat bertahan.

Namun, masalah mulai muncul ketika aktivitas manusia meningkatkan jumlah gas-gas ini di atmosfer. Gas rumah kaca yang paling umum adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O). Ketiga gas ini memiliki kemampuan untuk menangkap panas dari matahari dan menghalangi radiasi infra merah untuk lepas kembali ke luar angkasa.

Bagaimana Emisi Meningkatkan Pemanasan Global?

Sejak Revolusi Industri pada abad ke-19, aktivitas manusia telah menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang jauh melebihi kapasitas alam untuk menyerapnya. Pemanasan global dimulai dengan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di berbagai sektor, termasuk transportasi dan industri. Proses pembakaran ini melepaskan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar ke atmosfer. Selain itu, deforestasi yang terjadi untuk pembangunan dan pertanian mengurangi jumlah pohon yang dapat menyerap CO2, sehingga memperburuk penumpukan  gas rumah kaca.

Metana (CH4), meskipun jumlahnya lebih kecil dibandingkan CO2, memiliki dampak yang jauh lebih besar dalam jangka pendek. Metana dilepaskan dalam jumlah besar oleh sektor pertanian (terutama dari pencernaan hewan ternak) dan pengelolaan sampah organik. Gas ini memiliki daya serap panas yang jauh lebih kuat dibandingkan CO2, meskipun bertahan lebih singkat di atmosfer.

Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global akibat peningkatan emisi gas rumah kaca tidak hanya meningkatkan suhu bumi, tetapi juga mengubah pola cuaca, memicu cuaca ekstrem seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Dampaknya merusak ekosistem, infrastruktur, dan pertanian, menyebabkan kerugian besar bagi manusia. Peningkatan suhu juga mempercepat pencairan es di kutub, yang mengarah pada kenaikan permukaan laut, mengancam kota pesisir, dan merusak habitat laut. Misalnya, pemanasan laut menyebabkan terumbu karang mati dan hilangnya  keanekaragaman hayati laut.

Dengan memahami prosesnya pemanasan global akibat emisi, kita dapat mengatasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi dengan beralih ke energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air. Sebagai individu, kita juga bisa berkontribusi mengurangi jejak karbon kita dengan menggunakan transportasi umum, beralih ke kendaraan listrik, mengurangi pemborosan energi di rumah, serta mendukung kebijakan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah, perusahaan, dan individu perlu bekerja sama untuk mendorong kebijakan ramah lingkungan, serta meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun