Mohon tunggu...
novita ulya dewi
novita ulya dewi Mohon Tunggu... Ilmuwan - mahasiswa

seseorang yang suka hal baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Protes Politik, Analisis Psikologi Politik

20 Oktober 2019   20:31 Diperbarui: 20 Oktober 2019   20:43 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nasional.tempo.co

Menurut teori penilaian emosi orang terus mengevaluasi atau menilai relevansi lingkungan mereka untuk kesejahteraan mereka (Van Stekelenburg dan Klandermans, 2013). dimensi penilaian yang dievaluasi biasanya tentang "Bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi saya?" 

"Siapa atau apa yang menyebabkan peristiwa itu?" "apakan peristiwa tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi yang yang saya anut atau norma yang ada dimasyarakat?", sehingga hal ini berakibat pada cara orang menilai peristiwa yang sama secara berbeda dan memiliki respons emosional yang berbeda . 

Orang-orang mengasumsikan secara umum bahwa out-groups menghalangi tujuan-tujuan in-groups dan dengan demikian out-group secara otomatis dikaitkan dengan emosi negatif (Cottam, 2012). 

Pada protes politik yang dilakukan melalui demonstrasi pada bulan Septermber lalu dapat terlihat bahwa terdapat  dua kelompok yang memiliki saling bertentangan yaitu pemerintah dan rakyat. Dimana para demonstran merasa pemerintah  mengahalangi tujuan rakyat dan begitu sebaliknya pemerintah merasa rakyat menggahalanginya dengan untuk segera mengesahkan RUU tersebut.

DAFTAR RUJUKAN 

Van Stekelenburg, J., & Klandermans, B. (2013). The social psychology of protest. Current Sociology, 61(5-6), 886-905.

Cottam, M. L (2012). Pengantar Psikologi Politik. Jakarta : Rajawali Perss.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun