Dunia berputar, sisakan nyawa terpagut lapar
sang pejalan rapuh terseret pada kulit bumi
dompet kumalnya terselip di dalam kantong baju usang itu,
di antara hiruk pikuk tak mengenal iba
Beradu nasib dalam rongga-rongga pasar
setiap hembusannya menyusup lamat-lamat
tetes keringatnya membentuk kata keramat
aroma bawang merambat ke pekat siang
dan denting waktu terurai di ujung jam
Napasnya hampir habis
belum jua satu dagangannya terjual
tangannya terangkat sambil tahan tetes-tetes air mata
"Duhai Tuhanku, dua ribu saja, selembar harapan melepas dahagaku."
Doa dipahat di setiap lekuk bukan emas hanya penyambung kehidupan
Di umur senjanya ia masih berjuang
harga diri lelaki dan topang keluarga
di kantong mana semua kekayaan negeri
sebuah ironi perjuangan di tanah sendiri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI