langit tak lagi berwarna biru
kulitnya memucat, tenggelam dalam polusi asap yang lebam
jauh di atas kulit bumi, tangan-tangan menyulam nista
menjarah apa saja isi perutnya tanpa malu
memuntahkan asap-asap sekarat
yang menari di udara
gerimis abu di atas kepala
sungai kini menggulirkan kepedihan
bukan air, melainkan cairan pekat tanpa harapan
kapan hujan terakhir jatuh tanpa membawa luka?
kapan udara tidak beraroma dosa?
disinilah aku berdiri
di bawah tirai angin
menggenggam hujan asam
racun yang menetes seperti air mata dewa-dewa
yang tak sanggup lagi meratapi manusia
jika hutan jadi batu dan laut jadi kubur
kemana aku lari?
kabar dari langit dalam bisik-bisik cakrawala
kita hidup tapi mati
2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H