di bawah kubah malam yang terbelah,
angin menganyam lintasan cahaya,
seperti seruan doa yang tersembunyi
di balik sunyi para biarawan langit
aku ingin jadi suara paling asing,
seperti gema yang lahir dari keretakan waktu,
tiga detik sebelum kesunyian mengabadi
namun lenyap sebagai noktah paling purba
kini, kita kian pandai menyulam misteri
dengan jarum logika yang tumpul,
menambatkan hati pada bilangan-bilangan