Di bawah rangkaian kehidupan
Yang disusun dari tulang-tulang berserakan
Setetes keringat sukses di barter dengan sepiring nasi
Tetap optimis demi segenggam kebahagiaan yang harus diabadikan
Dalam bingkai digital setiap hari
Dicermatinya langkah-langkah kaki
Yang berjalan cepat
Tak ingin terlambat
Sambil diteguknya kata-kata bijak
Yang ia rapal setiap detiknya
Tak ada sapaan hangat seperti di kampung halaman
Semua terkungkung dalam mimpi-mimpi pribadi
Kesuksesan tak lebih topik bicara saat layar-layar maya
Mempertemukan kita di ruang ilusi
Doa-doa setia menggema
Demi merayu Tuhan untuk memenangkan
Lomba kehidupan
Yang hadiahnya adalah kematian
Membatu demi petuah yang lalu
Makhluk sosial yang tak bersosialisasi
Wajahnya terbelah jadi dua
Habis tertelan motivasinya sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H