Artikel yang saya review ini memberitahukan mengenai praktik Pernikahan Dini di daerah Lereng Gunung yang masih sering terjadi lebih tepatnya di Kecamatan Kaliangkrik Magelang Jawa Tengah yang berlokasi di lereng Gunung Sumbing dan Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah yang ada di lereng Gunung Merapi. Penulis memberikan informasi dimana pertama tama menyatakan apa sebab-sebab atau permasalahan yang ada, kemudian mulai menjelaskan kehidupan di wilayah dengan mendeskripsikan fenomena yang terjadi ditambah dengan memberikan data-data pernikahan dini yang terjadi di desa tersebut serta upaya-upaya pencegahannya. Artikel yang disusun secara sistematis dan runtun sehingga memudahkan pembaca untuk memahami serta menghubungkan dari pembahasan satu hingga akhir, serta artikel ini dapat mengedukasi atau memberikan wawasan pengetahuan kepada khalayak umum tentang pernikahan dini.
Perkembangan isu pernikahan dini dalam masyarakat saat ini hal ini menunjukkan kesederhanaan pola pikir masyarakat sehingga menjadi fenomena sosial. Bahwa pernikahan dini yang dilakukan memberikan banyak dampak negatif salah satunya adalah peceraian. Suatu pernikahan seharusnya dilakukan oleh orang yang sudah mampu baik secara Pendidikan, ekonomi, serta psikologis. Karena kehidupan setelah menikah bukan kehidupan yang bisa dianggap remeh, masalah pasang surut yang akan terjadi mengharuskan kita harus sudah siap dan mampu dalam menghadapi kehidupan setelah menikah. Pernikahan dini menurut saya mereka hanya membayangkan senangnya saja mereka belum mengerti bagaimana bertanggung jawab, kurangnya pemahaman, serta pikiran yang masih berfikir bebas.
Usia yang kurang ataupun belum mapan dimana masih memebesar-besarkan ego masing -- masing yang berkahir pertengakaran. Pemikiran yang belum matang dan emosi yang masih labil dan belum dewasa serta belum bisa memahami arti tanggung jawab dapat menyebabkan pernikahan yang tidak harmonis. Selain dampak diatas masih banyak dampak negatif yang terjadi dari adanya pernikahan dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H