Inklusi keuangan merupakan strategi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses yang memadai terhadap layanan keuangan. Di Indonesia, fokus pada inklusi keuangan telah menjadi prioritas utama dalam upaya mengatasi ketimpangan ekonomi yang masih ada di dalam masyarakat. Inklusi keuangan tidak hanya berkaitan dengan penyediaan akses kepada produk dan layanan keuangan, tetapi juga mencakup upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan layanan tersebut. Dengan memberikan akses yang lebih baik, inklusi keuangan berpotensi mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, serta menciptakan peluang bagi individu dan kelompok yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem keuangan formal.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan inklusi keuangan di Indonesia menunjukkan peningkatan, terutama dipicu oleh dampak pandemi COVID-19 yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan teknologi digital. Menurut data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan di Indonesia mencapai 85,10% pada tahun 2022, meningkat dari 76,19% pada tahun 2019. Kenaikan ini mencerminkan upaya pemerintah dan lembaga keuangan dalam memperluas akses layanan keuangan kepada masyarakat. Peningkatan ini juga mencerminkan kesadaran yang lebih tinggi di kalangan masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan layanan keuangan
Pandemi COVID-19 telah berperan sebagai pendorong utama dalam percepatan inklusi keuangan. Pembatasan sosial yang diterapkan selama pandemi mendorong masyarakat untuk mengadopsi teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk transaksi keuangan. Hal ini memberikan dorongan untuk mengadopsi layanan keuangan digital, yang membuat akses keuangan semakin luas, bahkan untuk masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan. Dengan meningkatnya inklusi keuangan, masyarakat dapat mengakses ke berbagai produk dan layanan keuangan.
Stabilitas sistem keuangan adalah kondisi di mana sistem keuangan berfungsi secara optimal tanpa adanya gangguan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stabilitas sistem keuangan dapat dicapai jika terdapat kecukupan permodalan yang tinggi, likuiditas yang memadai, serta risiko kredit yang terkendali. Dalam konteks ini, inklusi keuangan memainkan peran penting. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang memiliki akses ke layanan keuangan, permintaan akan produk dan jasa keuangan juga meningkat. Hal ini berkontribusi pada penguatan stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Inklusi keuangan tidak hanya bermanfaat untuk memperkuat sistem keuangan, tetapi juga untuk mengatasi ketimpangan pendapatan yang masih menjadi masalah di Indonesia. Ketimpangan ini sering kali disebabkan oleh terbatasnya akses keuangan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Melalui penyediaan akses ke layanan keuangan, inklusi keuangan memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk memperoleh modal usaha, baik melalui kredit maupun pinjaman. Ini penting untuk mendukung pengembangan usaha kecil mereka, yang merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia pada saat COVID-19. Selain itu, inklusi keuangan juga memberikan pengetahuan kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengelola pendapatan mereka melalui tabungan atau investasi. Partisipasi masyarakat berpenghasilan rendah dalam sektor keuangan dapat meningkatkan dana simpanan di bank dan lembaga keuangan lainnya. Hal ini, pada gilirannya, memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan akses kredit juga dapat menimbulkan risiko kredit. Oleh karena itu, penting bagi lembaga keuangan untuk menerapkan praktik manajemen risiko yang baik agar stabilitas sistem keuangan tidak terganggu.
Data menunjukkan bahwa inklusi keuangan di Indonesia telah meningkat pesat, mencapai 85,10% pada tahun 2022. Ini adalah hasil dari berbagai kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan lembaga keuangan, termasuk upaya digitalisasi layanan keuangan. Inisiatif ini sangat penting untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, banyak yang beralih ke lembaga keuangan untuk mendapatkan akses pendanaan guna mendukung modal usaha, memperluas bisnis, dan meningkatkan daya saing mereka. Ketika UKM memiliki akses ke pembiayaan yang memadai, mereka dapat tumbuh dan berkembang, menciptakan lapangan kerja, serta menyumbang pada pertumbuhan ekonomi, bahkan di tengah situasi sulit akibat pandemi. Keberhasilan inklusi keuangan dalam mendukung UKM ini sangat penting, mengingat peran mereka dalam menyerap tenaga kerja dan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB).
Dengan demikian, hubungan antara inklusi keuangan dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan akses layanan keuangan yang berdampak positif pada stabilitas sistem keuangan. Meningkatnya jumlah masyarakat yang mengakses layanan keuangan menyebabkan permintaan terhadap produk dan jasa keuangan meningkat. Ini berkontribusi pada peningkatan likuiditas perbankan, yang merupakan salah satu indikator penting dari stabilitas sistem keuangan.
Di sisi lain, inklusi keuangan juga berfungsi untuk mengatasi ketimpangan pendapatan. Dengan memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat berpenghasilan rendah, mereka dapat memperoleh kredit dan modal usaha untuk memulai atau mengembangkan bisnis kecil mereka. Hal ini akan berdampak meningkatkan pendapatan mereka, juga membantu mereka membangun kesejahteraan ekonomi mereka. Untuk mengelola pendapatan mereka inklusi keuangan menawarkan layaanan keuangan tabungan dan investasi untuk masyarakat berpengahasilan rendah.
Inklusi keuangan di Indonesia bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat. Hal ini penting untuk menciptakan keuangan yang inklusif dan berkelanjutan. Kebijakan yang mendukung inklusi keuangan harus terus diperkuat, dan lembaga keuangan perlu memastikan bahwa produk dan layanan yang mereka tawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang beragam supaya inklusi keuangan lebih di terima di masyarakat kecil. Untuk itu pengembangkan strategi inklusi keuangan Indonesia tidak hanya fokus pada peningkatan akses, tetapi juga pada penguatan pengetahuan keuangan bagi masyarakat Indonesia (liteasi keuangan). Dengan cara ini, masyarakat dapat memanfaatkan layanan keuangan dengan lebih baik. Sehingga, inklusi keuangan dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H