Mohon tunggu...
Novita Romandika
Novita Romandika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan International UNSRI

Faculty of Social Science and Politics - Sriwijaya University International Relations '19

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengaruh Strategi Deterrence AS terhadap Keberlanjutan Pengembangan Nuklir di Korut

3 Desember 2021   15:39 Diperbarui: 3 Desember 2021   16:26 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman Amerika Serikat tersebut serius dan menegaskan akan mencabut seluruh perdagangan dengan Negara yang terbukti melakukan kerjasama ekonomi dengan Korea Utara.

Peringatan serius Amerika Serikat ini merupakan respon terhadap tindakan Korea Utara yang beberapa kali melakukan berbagai cara curang untuk dapat melanggar embargo ekonomi yang ditetapkan Amerika Serikat. 

Salah satunya yaitu pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan asal Tiongkok dan Rusia yang memalsukan dokumen untuk dapat bekerjasama dengan Korea Utara. Amerika Serikat menyusul pelanggaran ini dengan memberikan sanksi terhadap perusahaan terkait yang terbukti melanggar (Geno Vybra Yoga, 2020)

2. Pembentukan aliansi kerjasama bersama Jepang dan Korea Selatan sebagai Penguatan Pertahanan

Implementasi nuclear deterrence juga diterapkan dengan cara membentuk kerjasama trilateralisme antara Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan. Sebelumnya telat terjadi forum internasional antara enam Negara terkait pengembangan senjata nuklir Korea Utara, yang disebut dengan The Six-Party Talks (Korea Utara, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, China dan Rusia), namun pada kenyataannya tidak menuai hasil yang signifikan dalam perwujudan denuklirisasi Korea Utara (Iriawan, 2017)

Aliansi kerjasama trilateral ini merupakan kelanjutan dari agenda sebelumnya yaitu Nuclear Security Summit yang tujuan utamanya yaitu untuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur. Aliansi ini juga merupakan bentuk kewaspadaan Amerika Serikat akan potensi terjadinya Proxy War yang melibatkan China sebagai musuh utama Amerika Serikat saat ini, China dianggap sebagai penunggang kepentingan melalui ketergantungan Korea Utara akan bantuan dan dukungan dari China. 

Dengan begitu, Amerika Serikat bertujuan menjadikan trilateralisme ini menjadi tatanan keamanan kawasan yang tidak hanya berupaya menyelesaikan permasalahan nuklir Korea Utara, namun juga mencegah perluasan kekuasaan China di kawasan maupun di tingkat global (Iriawan, 2017)

3. Melakukan Perundingan melalui KTT 

Konferensi Tingkat Tinggi yang dilaksanakan di Singapura mempertemukan antara pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara dalam perundingan bilateral setelah mencapai kesepakatan antara kepentingan kedua belah pihak. 

Dalam perundingan ini, pemimpin Korea Utara menuturkan adanya keinginan suatu timbal balik apabila denuklirisasi dapat tercapai. Pada pertemuan bilateral ini, menghasilkan kesepakatan penting yaitu, Amerika Serikat sepakat untuk menjamin keamanan bagi Korea Utara apabila Korea Utara dapat melakukan penghentian pengembangan nuklir negaranya (denuklirisasi) (BBC , 2018).

Selanjutnya perundingan KTT berlangsung di Vietnam, namun pada pertemuan ini tidak menghasilkan kesepakatan apapun karena kepentingan kedua Negara gagal menuai titik temu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun