Mohon tunggu...
Novita RamadhanfiMaulani
Novita RamadhanfiMaulani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perum bumi Cikampek Baru

Hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keadaan UMKM Angkringan Masa Pandemi

8 September 2021   09:50 Diperbarui: 8 September 2021   09:54 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks krisis pandemi Covid-19, publik berdebat tentang mana yang harus diproritaskan: kesehatan ataukah ekonomi? Kesehatan umumnya diartikan sebagai meminimumkan korban pandemi Covid-19 terutama tingkat kematian. Sayangnya, ketika membahas ekonomi, kebanyakan orang mengartikan ekonomi sebagai sesuatu yang sangat sempit, misalnya pendapatan, penghasilan, atau pertumbuhan ekonomi (kalau dalam konteks ekonomi makro).

Pada Masa Pandemic ini,ekonomi masyarakat Indonesia dipertanyakan,ya bisa dibilang mengalami penurunan drastis.

Lonjakan kasus positif Covid-19 memang menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan,seperti sektor usaha mikro kecil dan menengah, atau biasa disebut UMKM. 

Sebelumnya Ada Penerapan PSBB,dan sekarang Ditambah lagi dengan adanya penerapan PPKM (Perberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat) yang membuat para sektor Usaha Mikro kecil dan Menengah semakin bermasalah dalam memajukan usahanya,dan membuat keruguian yang besar.Walaupun PPKM bertujuan baik bagi negara Indonesia dalam memutuskan mata rantai penularan covid-19 ini.

Aturan pemerintah untuk menerapkan PPKM menjadi faktor pemicu jual beli secara langsung,contohnya seperti usaha angkringan Tongkrongan Asyik.

Angkringan merupakan usaha yang menjual masakan dengan menyediakan tempat untuk nongkrong atau berbincang bersama keluarga,dan teman.Biasanya angkringan menjadi pusat tongkrongan anak muda,yang bisa sampai malam untuk hanya berbincang dengan teman sebaya.

Angkringan yg dinamakan Tongkrongan Asyik ini baru saja merintis,yang merupakan usaha dari ketiga Pemuda. Meraka membangun usaha angkringan ini dari nol,mulai dari membeli gerobak,alat-alat masak,alat-alat makan,bumbu dan bahan yang akan dimasak,memasak dagangan sendiri,dan menjual sendiri,semua mereka lakukan dengan kekompakkan,dan kerja sama.

Tentu saja mereka membagi - bagi tugas dalam tertanamnya kekompakkan dan kerja sama dalam usaha angkringan ini,yaitu ada yang bertugas memasak dan membakar sate,membuat wedang dan bagian keuangan,mencuci piring dan membeli belanjaan untuk bahan masakan.

Bukan hanya hal tersebut,mereka juga harus pintar-pintar mengatur keuangan,karena mereka harus menyewa tempat,membayar uang keamanan,dan keuntungan dibagi sama rata satu dengan yang lainnya.

Namun dengan adanya Pandemic,tidak mematahkan ketiga anak muda ini dalam berusaha menjemput rejeki.

Alasan mereka mendirikan usaha angkringan,karena mereka tetap mendapatkan dunia sebagai anak muda dengan dapat berbincang,tertawa dengan pembeli yang kebanyakan masih berusia muda seperti mereka, dan ini semua menjadi hal yg tidak membosankan.

Pokok permasalahan yang terjadi di angkringan ini adalah adanya penerapan PPKM di pertengahan pandemic.

Mereka terbukti sabar,yaitu dengan tetap menjalankan usahanya walau dimasa Awal PPKM hanya beberapa pembeli saja yang berkenan membeli dagangan mereka.Dan dagangan mereka banyak tersisa karena tidak laku terjual,dan mereka bagikan kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan.

Pastinya mereka tidak mendapatkan keuntungan,namun kerugian yang menghampiri.Dan mereka pun saat itu kebingungan untuk pemutaran modal,yang akhirnya mereka mengumpulkan modal kembali.

Mereka memiliki alasan,mengapa tetap melanjutkan usaha angkringan Tongkrongan Asyik ini,karena mereka sudah sangat nyaman dengan usaha mereka,mereka tidak hanya berjualan tetapi dapat nongkrong seperti anak muda pada umumnya,dan merasa sayang jika tidak melanjutkan,karena melihat modal yang tidak sedikit,tetapi sangat amat besar modal dan perjauangan mereka diawal.

Seiring berjalannya waktu,angkringan ketiga anak muda tersebut,mulai banyak Pembeli dan banyak dikenal orang.Walaupun tetap masih dibawah pencapaian normal.Akan tetapi mereka tetap bersyukur,dan pantang menyerah.

Dengan adanya PPKM Dimasa Pandemic ini,mereka berusaha tetap mematuhi peraturan yang berlaku yaitu Menjauhi Kerumunan dengan meniadakan tempat nongkrong bagi pembeli,jadi pembeli hanya dapat memesan dan menerima pesanan lalu pulang tanpa nongkrong di angkringan Tongkrongan Asyik ini.

Awalnya mereka mengalami kerugian,dan dengan menyeleaaikan permasalahan tersebut, mereka pun membuat strategi dimasa Pandemic ini dengan sedikit menaikan harga masakan yang mereka jual,seperti sate-satean,nasi kucing, gorengan,dan segala macam minuman.Dan mengurangi ukuran gelas es atau isi untuk nasi kucing,dan sate-satean.

Di angkringan ini menyediakan berbagai macam sate seperti, sate telur puyuh, sate ceker ayam, sate usus, sate bakso, sate ampela ati, sate kulit ayam, sate sosis,dan sate otak.Juga dilengkapi dengan Nasi kucing isi teri, gorengan,dan juga berbagai minuman seperti wedang,josu,es atau teh hangat,dan es jeruk 

Dan tidak lupa demi kemajuan usaha Angkringan tongkrongan asyik ini,mereka mempromosikan angkringan ini lewat akun sosmed masing-masing ketiga anak muda tersebut.

Bisa dibilang usaha yang mereka jalankan ini lebih banyak pahit atau kerugiannya dimasa Pandemic,namun apa boleh buat demi rejeki yang harus diperjuangkan.

Untuk saat ini prinsip mereka adalah tetap berjalan dengan usaha maksimal,walau tidak maksimal.

Karena mereka yakin akan datang rejeki yang maksimal dibalik perjuangan yang besar,Karena ALLAH Maha Adil.

Jadi mereka tetap menjalankan usaha angkringan tersebut,yang perkembangannya lebih baik dari sebelumnya meski belum maksimal.

Semangat ketiga anak muda ini harus dapat dijadikan contoh untuk kita semua kaum rebahan,untuk kita semua anak muda Indonesia.Walau mengalami kegagalan,namun jangan pernah berhenti dalam berusaha,karena tidak ada yang tau kapan datangnya rejeki besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun