Menurut Abdul Qadir al-Jailani, manusia adalah makhluk yang luar biasa baik dari sisi lahiriah maupun sisi rohaniah.Â
Walaupun manusia lahir dengan fisik yang lengkap sekalipun, manusia tetap lah makhluk yang rapuh. Namun dengan bekal akal dan rohaninya, manusia mampu menjangkau hal-hal sebesar apa pun, yang tampak maupun tak tampak, yang empiris maupun ghaib.
Seperti bagaimana Manusia *kecil* yang hidup di jagat bumi yang terbatas mampu menampung pengetahuan mengenai jagat langit yang tak terbatas pada rohani manusia.
Bisa terbayangkan luar biasanya manusia disaat pertama kali tahu jarak bumi dengan planet lain, menemukan pengetahuan baru setiap harinya, melakukan aktivitas serta kebaikan setiap hari, dll.Â
Jadi jika setiap kita telah diciptakan Sempurna lahiriah, maka jangan kita "tutupi" dengan kepedulian kita terhadap kekurangan fisik maupun materi dari orang lain. Karena itu hanya duniawi yang kecil, sedangkan kita mampu dengan rohani dan akal kita untuk menjangkau yang lebih besar.Â
Jika kita peduli dengan hal-hal yang tidak baik, pemikiran kerdil seperti insecure, maka dikhawatirkan kita berada pada "asfala safilin" Yaitu tempat yang sangat rendah dan hina di sisi Allah SWT. (Qs. At-Tin ayat 5)Â
Lalu bagaimana solusinya agar kita tetap menjadi "ahsanu taqwim"?Â
Solusinya adalah dengan " Amanu wa 'amilussholihat " yaitu menjadi orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT (hablum minallah) serta hubungan dengan manusia (hablum minannas).Â
Wallahu a'lam.Â
Terimakasih atas perhatian sobat limit. Terus tonton video channel Lima Menit ya..Â
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..Â