Beberapa kebijakan pemerintan sudah berada pada jalur yang benar untuk memastikan Indonesia sebagai negara, bisa mengurangi ketergantungan dan lebih efisien dalam memanfaatkan sumber daya energi fosil yang semakin mahal dan tinggi emisinya.
Berbagai peraturan pembatasan penggunaan mobil pribadi, jangan disikapi dengan protes. Beberapa sumber energi terbarukan seperti air, angin dan panas bumi kini memang saatnya mendapat perhatian lebih untuk dikembangkan dan dimanfaatkan.
Penggunaan Energi dan Air dalam Rumah Tangga
Titik tolak upaya pengurangan jejak karbon dalam lingkup ini bisa dimulai dengan menganalisa semua tagihan rutin rumah tanggal Anda seperti ; listrik, air, gas, dan sampah. Dari situ usahakan lakukan perubahan dan perbaikan di tahun ini, agar bisa lebih hemat.
Dimulai dari penggunaan listrik. Pastikan semua lampu terpasang di rumah kita sudah yang menggunakan standar low energi. Penggunaan lampu LED bisa menghemat penggunaan listrik sampai 80%. Jangan lupa cabut listrik atau posisikan pada titik 'off' bila tidak digunakan. Nyalakan lampu dan perangkat listrik seperlunya.
Perangkat rumah tangga yang mengunakan daya listrik besar seperti TV, AC, kulkas, mesin cuci, pemanas air dll, apabila ada dananya, ganti dengan yang menggunakan teknologi terbaru yang lebih hemat listrik.
Bagi yang sedang atau berencana membangun atau merenovasi rumah, pastikan desain rumah Anda memungkinkan masuknya pencahayaan matahari dan sirkulasi udara secara maksimal, untuk menggurangi penggunaan lampu dan kipas angin/AC.
Pilihan material dan jenis barang-barang rumah tangga, juga akan berdampak pada pengurangan jejak karbon rumah tangga Anda. Pilih barang-barang yang tahan lama, bisa didaur ulang dengan mudah dan proses produksinya ramah lingkungan, serta yang terpenting merupakan produk lokal. Perangkat makan yang terbuat dari keramik, kayu, metal atau tanah liat yang berkualitas baik, itu lebih baik dari plastik, kertas atau styrofoam. Jangan terlalu gampang menggunakan produk sekali pakai, hanya dengan alasan praktis.
Perlu diingat bahwa di tiap produksi barang, ada tahapan proses manufaktur yang menggunakan energi. Semua itu membutuhkan bahan bakar atau listrik.
Begitu pula dengan proses logistik pengiriman bahan baku dan hasil produksi dari tingkat produsen, pedagang besar, retail sampai ke tangan konsumen. Semuanya ada tahapan yang memerlukan konsumsi energi yang menghasilkan emisi. Setelah menjadi sampah, maka proses pengelolaan dan penghancurannyapun juga tak kalah besarnya menghasilkan emisi. Jadi, pilihan bijak dan berwawasan lingkungan (go-green lifestyle) oleh konsumen seperti Anda atas setiap barang yang dibeli dan dipakai, sangatlah penting.
Banyak orang di kota terutama, tidak mensyukuri air bersih yang mengalir di rumahnya. Mereka pikir bisa mendapatkannya dengan mudah, maka bisa juga menggunakannya secara serampangan. Di lingkungan rumah juga ada yang tidak memberikan cukup media ruang untuk penyerapan kembali air tanah.