Bagi perusahaan aplikasi tentu mereka juga tidak menginginkan kebijakan insentifnya di abuse oleh tindakan penyalahgunaan akun. Hubungan kemitraan jadi bias, bila dari satu akun ternyata bisa dipakai oleh beberapa orang dilapangan. Pertanyaan saya, mengapa seseorang harus menggunakan akun orang lain bila ia bisa memilikinya sendiri.
Untuk pengguna layanan Gojek atau Grab seperti saya misalnya. Seringkali akun saya digunakan untuk kepentingan pemesanan transportasi anak dan orang tua, karena mereka belum bisa memiliki email atau no handphone atau tidak trampil menggunakannya.
Lain halnya untuk pengemudi. Bila ia harus menggunakan akun orang lain, kuat kemungkinannya bahwa ia sendiri tidak memiliki atau lolos kualifikasi untuk menjadi mitra. Penting diidentifikasi juga bagi perusahaan aplikator, bahwa mitra nakal yang mensewakan atau menjual akunnya merupakan mitra yang berbahaya.Â
Alasannya karena ia mempertaruhkan risiko bukan saja kondisi kendaraannya, tapi juga keselamatan pengguna jasa dan status rating-nya, untuk keuntungan uang semata. Wajar bila perlu diambil sangsi keras untuk ini, seperti pemutusan kemitraan.
Adakah upaya yang bisa dilakukan perusahaan aplikator sebagai tindakan preventif dan korektif untuk kasus ini? Harusnya ada. Teknologi password saat ini sudah semakin canggih.Â
Penggunaan password biometri untuk memastikan bahwa pengguna akun merupakan orang yang datanya terdaftar bisa menjadi opsi. Finger print dan face recognation password untuk akses ke aplikasi pengemudi setiap siklus waktu tertentu, pastinya bisa mencegah transaksi ilegal akun.  Â
Semoga masalah akurasi data secara operasional ini bisa menjadi perhatian perusahaan aplikator. Potensi risiko lebih besar saya yakin akan dialami bila mereka abai. Kasus yang saya angkat baru seputar jasa transportasi online.Â
Padahal seperti Gojek, mereka memiliki jasa lain seperti Go-Massage, Go-Clean, Go-Auto, Go Glam dll yang melibatkan mitra. Pertanyaannya sebagai pengguna apakah Anda tetap mau membuka pintu bila ternyata orang yang hadir bukan yang profilnya muncul di aplikasi Anda? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H