Mohon tunggu...
Novita Nur Rahmadhanti
Novita Nur Rahmadhanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya untuk keperluan tugas KKN.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 Adakan Pelatihan Batik Jumputan Bersama Ibu-ibu PKK: Meningkatkan Kreativitas dan Peluang Usaha di Desa Kediten

16 Agustus 2024   13:16 Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN UNNES Giat 9 Desa Kediten

Pada Minggu, 28 Juli 2024, sekelompok ibu-ibu PKK dari Kelurahan Kediten, Kecamatan Plantungan, mengikuti pelatihan membuat batik jumputan yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN UNNES Giat 9. Pelatihan ini diadakan di Balai Kelurahan Kediten, tempat yang biasanya menjadi pusat berbagai kegiatan warga. Dengan semangat tinggi, mahasiswa KKN UNNES Giat 9 menginisiasi kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mereka untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar pelatihan biasa; mahasiswa KKN UNNES Giat 9 mempersiapkannya dengan sangat matang. Mereka melakukan survei kebutuhan masyarakat untuk mengetahui keterampilan apa yang paling dibutuhkan dan berpotensi menjadi sumber pendapatan. Setelah diskusi dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat, batik jumputan dipilih sebagai fokus pelatihan karena tekniknya yang relatif mudah dipelajari, serta memiliki nilai jual yang tinggi.

Salah satu mahasiswa, Intan Nugraheni, yang juga bertindak sebagai instruktur, menyampaikan, "Kami ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekadar teori. Kami ingin ibu-ibu PKK di sini memiliki keterampilan yang bisa langsung diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Batik jumputan dipilih karena selain unik, proses pembuatannya juga bisa dilakukan di rumah dengan modal yang tidak besar."

Suasana Pelatihan

Pelatihan berlangsung dalam suasana penuh antusiasme. Para peserta, yang sebagian besar belum pernah membuat batik sebelumnya, terlihat sangat bersemangat untuk belajar. Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 dengan sabar memandu setiap langkah pembuatan batik jumputan, dimulai dari pengenalan bahan-bahan seperti kain katun/mori, pewarna tekstil, hingga karet gelang yang digunakan untuk membuat pola.

Deskripsi yang diberikan oleh Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 tidak hanya sebatas teori. Mereka memperagakan cara-cara mengikat kain dengan karet gelang untuk menciptakan motif yang diinginkan. Setiap peserta diajak untuk mencoba sendiri, membentuk pola-pola unik sesuai imajinasi mereka. Proses ini disambut dengan sorakan dan tawa, terutama saat peserta melihat hasil karya mereka setelah kain dicelupkan ke dalam pewarna dan dikeringkan.

"Membuat batik jumputan ternyata sangat menyenangkan," ujar Ibu Nurul Hidayah, salah satu peserta pelatihan. "Hasilnya juga sangat memuaskan. Saya merasa lebih percaya diri untuk mencoba membuatnya di rumah."

Mahasiswa KKN sebagai Agen Perubahan

Keberhasilan pelatihan ini tidak terlepas dari peran aktif mahasiswa KKN UNNES Giat 9. Selain memberikan materi pelatihan, mereka juga menjadi fasilitator yang memastikan setiap peserta mendapatkan perhatian dan bimbingan yang dibutuhkan. Dalam proses ini, mahasiswa juga belajar banyak tentang cara berinteraksi dengan masyarakat, menyelesaikan masalah secara langsung, dan memotivasi peserta untuk terus berkreasi.

Salah satu Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 mengungkapkan, "Melihat ibu-ibu PKK begitu antusias dan bersemangat adalah kebanggaan tersendiri bagi kami. Ini membuktikan bahwa apa yang kami lakukan tidak sia-sia, dan kami berharap ini bisa menjadi awal dari banyak kegiatan positif lainnya di Desa Kediten."

 Manfaat Pelatihan

Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga menjadi inspirasi bagi ibu-ibu PKK untuk lebih kreatif dan mandiri secara ekonomi. Dengan biaya yang relatif terjangkau dan teknik yang mudah dipelajari, batik jumputan berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan. 

Selain manfaat ekonomi, pelatihan ini juga berkontribusi dalam melestarikan budaya tradisional Indonesia. Batik jumputan, dengan motif-motif uniknya, menjadi salah satu warisan budaya yang perlu dijaga dan dikembangkan. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, tradisi ini dapat terus hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya.

"Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, dan ibu-ibu di sini bisa semakin kreatif serta mandiri. Terima kasih kepada mahasiswa KKN UNNES Giat 9 yang telah memberikan ilmu dan inspirasi kepada kami," kata Ibu Nurul Hidayah dengan penuh semangat.

Penutup: Langkah Nyata Menuju Perubahan

Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dapat membawa perubahan positif. Melalui kegiatan seperti ini, Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 tidak hanya belajar mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah, tetapi juga memberikan kontribusi langsung bagi kemajuan masyarakat. Harapan besar tertanam bahwa pelatihan ini akan menjadi pijakan awal bagi terciptanya wirausaha-wirausaha baru di desa Kediten, serta menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa.

Dengan semangat kebersamaan dan keinginan untuk terus berkembang, masyarakat Kelurahan Kediten bersama Mahasiswa KKN UNNES Giat 9 telah menunjukkan bahwa perubahan itu dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan penuh dedikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun