Dari hasil kunjunganku ke berbagai tempat di Bali dalam rangka Danone Blogger Academy 3Â beberapa waktu lalu, aku makin paham, jika plastik memiliki nilai lebih dari sekedar pembungkus belaka. Seperti contohnya, di tangan Bu Ningsih, sampah plastik sama nilainya dengan penyambung hidupnya dan keluarga.
Apa yang Bu Ningsih rasakan tentunya sesuai dengan komitmen Danone-AQUA untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia. Melalui tiga komitmen penting yaitu Pengumpulan Botol Plastik, Edukasi dan Inovasi, Danone-AQUA berupaya membangun budaya baru yaitu budaya daur ulang dan kesadaran serta keterlibatan dalam menjaga lingkungan.
Dandelion Bantar Gebang Sebagai Salah Satu Gerakan Bijak Berplastik di Bekasi
Seperti halnya Bu Ningsih yang kutemui di Bali, di Bekasi ternyata ada juga Bu Ningsih-Bu Ningsih lain, yang mampu menerapkan gerakan Bijak Berplastik dalam kehidupan sehari-hari.
Adalah Komunitas Dandelion Bantar Gebang, sebuah komunitas kemanusiaan yang tergerak karena melihat fenomena daerah Bantar Gebang Bekasi yang dipenuhi dengan gunungan sampah. Sebuah ironi melihat masyarakat di sana yang bukan hanya hidup dalam kekurangan, tapi juga ketidaktahuan.
Ya, mereka memang kurang paham tentang pengolahan sampah, terutama sampah plastik. Yang mereka tahu hanya mengumpulkannya lalu dijual ke pengepul. Sementara, yang tak laku dijual ya terhampar begitu saja.
Komunitas Dandelion Bantar Gebang hadir untuk mewadahi masyarakat Bantar Gebang, agar mereka memahami bahwa sampah juga punya nilai lebih dari yang mereka pikirkan selama ini. Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan, Komunitas Dandelion Bantar Gebang kini membawa warna baru di sana.
Seperti oase di tengah sahara, begitulah saya menggambarkannya. Lewat wawancara yang saya lakukan dengan Kak Adhe, salah satu relawan Komunitas Dandelion Bantar Gebang, kini saya makin paham, bahwa Bekasi juga sudah mulai selangkah demi selangkah turut menjalankan Gerakan Bijak Berplastik.
Kak Adhe bertutur bahwa sekarang ini masyarakat Bantar Gebang, lebih sadar tentang pengolahan sampah plastik. Bahkan beberapa pemulung di sana yang notabene ibu-ibu pandai membuat kerajinan berbahan dasar plastik. Ada yang mengubahnya menjadi tas, dompet, topi, dan lain sebagainya.