Akhir-akhir ini kata Unicorn viral dalam mesin pencari. Bahkan meme-memenya pun bertebaran di media sosial. Sebenarnya apa sih unicorn itu? dan utuk siapa? menguntungkan asing ataukah kita?
Asal Muasal Istilah UnicornÂ
Dalam legenda diceritakan Unicorn susah sekali ditemui. Menemukan unicorn seperti sebuah keajaiban, hal itu kemudian dipakai menjadi sebuah istilah di era saat ini. Istilah Unicorn diciptakan oleh pendiri Cowboy Ventures, Aileen Lee pada tahun 2013 lalu. Beliau menyebutkan istilah unicorn untuk memberi tekanan pada kelangkaan startup yang memiliki penilaian lebih dari 1 miliar dolar AS.
Definisi Startup unicorn saat ini tetap sama dengan apa yang Aillen Lee katakan tahun 2013 lalu. Nah, di Indonesia sendiri memang telah banyak bertumbuh startup-startup namun tidak semua dapat dikategorikan unicorn.
Unicorn Indonesia
soal unicorn Indonesia, sampai awal tahun 2019 ini, Indonesia adalah negara yang memiliki unicorn terbanyak di ASEAN. Total ada 4 perusahaan startup bergelar unicorn. Yang pertama ada Go-Jek, didirikan tahun 2010 oleh seorang alumni Harvard Business School, Nadiem Makarim. Nilai evaluasi Go-Jek saat ini mencapai Rp. 53 Triliun.
Yang kedua adalah Traveloka, didirikan tahun 2012 oleh seorang mantan software engineer Microsoft, Ferry Unardi. Traveloka mencapai nilai valuasi Rp. 26,6 triliun saat ini.
Di posisi ketiga ada Tokopedia. Sebuah marketplace yang didirikan tahun 2009 oleh seorang alumni Binus University, William Tanuwijaya yang berhasil mengembangkan bisnisnya dari nol hingga mencapai nilai valuasi Rp. 15 triliun.
Dan terakhir ada BukaLapak, yang juga merupakan marketplace online yang didirikan oleh seorang lulusan Institut Teknologi Bandung, Achmad Zaky. Nilai valuasi BukaLapak mencapai Rp. 13,7 triliun.
Potret E-Commerce dan Start-Up di Indonesia