Mohon tunggu...
Novita Nur Azizah
Novita Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INFP person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih, Hisam

3 Mei 2022   22:17 Diperbarui: 4 Mei 2022   06:02 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini aku menunggu balasan darinya secepat mungkin karena dia sedang libur semesteran. "Dila, sudah pergi tidur gih, dari tadi masih online terus." Dia membalas sesuai dengan harapanku. "Tidak mau ah katanya mau bilang sesuatu?" ucapku. "Iya aku bakal ngetik ya bukan ngomong  kan ini lewat whatsapp kita ngobrolnya wkwkwk, besok pagi sebelum kamu buka ponsel doa dahulu ya."

Aku dengan Hisam baru kenal sekitar empat bulan, kami tidak pacaran. Kami begitu dekat sebagai seorang teman yang sering saling curhat.

Keesokan harinya aku berdoa sesuai dengan pesan dia semalam. "Halo Dila, terima kasih sudah menuruti pesanku, Dila kamu itu baik ya aku nyaman denganmu. Mungkin pertemanan kita akan berubah bila kamu mau? Aku suka sama kamu La! Hisam Ahmad nyaman dengan Dila Sadifa."

Sebenarnya aku memiliki perasaan yang sama sepertinya, tetapi aku menjaga diri untuk orang tuaku. Aku dilarang pacaran oleh mereka agar fokus untuk kuliah saja.

"Hi Hisam, Terima Kasih kembali selama ini kamu telah menjadi pendengar curhatanku yang terbaik, tapi maaf ya aku gak mau mengubah status kita."

***

Beberapa minggu kemudian sifatnya berubah, pesanku dia balas dalam waktu lama, hampir setengah hari baru dibalas.

Sejak saat itu aku kurangi frekuensi chatting dengannya.

"Aku minta maaf ya Dil selama ini mungkin buat kamu jadi baper atau ngefly, aku ga ada maksud buat itu."

Aneh sekali bukan, maksud dia apa coba? Aku tidak paham, langsung aku balas tanpa pikir panjang "Oh santai aja, aku sama sekali ga baper apalagi ngefly emang aku burung? Wkwkwk." Balasku dengan kesal.

Hingga saatnya kami memasuki semester baru dan lost contac seperti biasa dikarenakan kesibukan kuliah dan hal ini sudah kesepakatan sejak awal pertemanan dahulu.

***

Beberapa bulan telah berlalu, libur semester tiba kembali. Tidak seperti biasanya, di mana kita langsung saling curhat satu sama lain. Kini, Malah ada hal yang membuatku amat sakit, dia mengupload foto bersama cewe.

Cewe itu tampak keren, cantik, pokoknya dirinya lebih dari aku. Dia nampak berasal dari keluarga yang mapan, terlihat dari gaya berpakaiannya.

Aku benci diriku yang lemah karena melihat foto itu. Aku tak mampu menahan air mata dengan mengingat kenangan yang amat membekas di benak ini.

Aku coba menghubunginya kembali "Hisam, sudah lama tidak saling curhat, gimana kabarmu sekarang?" Pesan itu hanya Hisam baca dan tidak dibalas.

Selama  beberapa hari aku murung di kamar. Aku merasa cemburu, kecewa, dan rindu.

Mencoba menguatkan diri dengan berpikir secara logika. Agaknya aku memang tidak cocok dengan dirinya. Daripada tersiksa oleh hal yang tidak bermanfaat aku alihkan kesedihanku ini dengan menuangkannya dalam bentuk puisi. Puisi itu aku coba sertakan di beberapa event yang kutemukan di internet. Beberapa dari karyaku ada yang diapresiasi.

Kamu temukan dia yang lebih baik dariku dan aku menjadi lebih baik karenamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun