Aneh sekali bukan, maksud dia apa coba? Aku tidak paham, langsung aku balas tanpa pikir panjang "Oh santai aja, aku sama sekali ga baper apalagi ngefly emang aku burung? Wkwkwk." Balasku dengan kesal.
Hingga saatnya kami memasuki semester baru dan lost contac seperti biasa dikarenakan kesibukan kuliah dan hal ini sudah kesepakatan sejak awal pertemanan dahulu.
***
Beberapa bulan telah berlalu, libur semester tiba kembali. Tidak seperti biasanya, di mana kita langsung saling curhat satu sama lain. Kini, Malah ada hal yang membuatku amat sakit, dia mengupload foto bersama cewe.
Cewe itu tampak keren, cantik, pokoknya dirinya lebih dari aku. Dia nampak berasal dari keluarga yang mapan, terlihat dari gaya berpakaiannya.
Aku benci diriku yang lemah karena melihat foto itu. Aku tak mampu menahan air mata dengan mengingat kenangan yang amat membekas di benak ini.
Aku coba menghubunginya kembali "Hisam, sudah lama tidak saling curhat, gimana kabarmu sekarang?" Pesan itu hanya Hisam baca dan tidak dibalas.
Selama  beberapa hari aku murung di kamar. Aku merasa cemburu, kecewa, dan rindu.
Mencoba menguatkan diri dengan berpikir secara logika. Agaknya aku memang tidak cocok dengan dirinya. Daripada tersiksa oleh hal yang tidak bermanfaat aku alihkan kesedihanku ini dengan menuangkannya dalam bentuk puisi. Puisi itu aku coba sertakan di beberapa event yang kutemukan di internet. Beberapa dari karyaku ada yang diapresiasi.
Kamu temukan dia yang lebih baik dariku dan aku menjadi lebih baik karenamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H