Mohon tunggu...
mustika novita
mustika novita Mohon Tunggu... Swasta -

* daydreamer * Senang berbagi cerita hidup dan penikmat cantiknya bunga. Terkadang juga tertarik kopi yang diracik dengan manis oleh baristanya. Jatuh cinta dengan Make-Up yang bisa menyulap segalanya :) Instagram : @novitamustika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"How Do I Go?"

15 Januari 2018   10:44 Diperbarui: 15 Januari 2018   10:54 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dear kompasianer, disini aku hanya ingin berbagi kisah, berbagi kasih, berbagi cerita, berbagi senang berbagi duka dan berbagi tawa.

Aku mempunyai banyak sekali hal untuk diceritakan, bahkan beberapa orang menyarankan aku untuk menuliskan kisahku ini.

Dari cerita bagaimana awal  aku bisa menapakkan kakiku pertama kali di kota yang kata orang-orang "keras" ini dengan berbekal optimis saja dan percaya bahwa aku akan baik-baik saja, sampe akhirnya aku bisa bergabung dengan perusahaan media yang sudah tidak asing lagi didengar oleh orang-orang dengan pantas untuk fresh graduate seperti aku.

Ceritanya bermula ketika aku mulai lulus kuliah SI dari sebuah Universitas Swasta di Jawa Timur. Setelah lulus, aku tidak tau apa yang harus aku lakukakan. Rasanya bosan berada di Malang, di Batu. 

Mencoba melamar pekerjaan di sebuah perusahaan media besar di Jakarta dengan berniat "bismillah" namun belum berhasil. Minggu berikutnya, tidak berhenti disitu, aku mencoba lagi melamar pekerjaan yang aku inginkan sambil mengelola sebuah kedai kopi  bersama 3 temanku dan dibantu 1 sahabatku dari kecil. Akhirnya selang sebulan dari aku melamar, aku mendapatkan E-mail untuk berangkat ke Jakarta dan melakukan beberapa tes.

Ya, aku asli orang Malang, lebih tepatnya Batu. Kota Batu sekarang memang sudah berdiri sendiri. Dengan 3 Kecamatan, Kotaku ini tidak kalah mencuri perhatian pelancong lokal maupun luar negeri untuk berkunjung, makanya tidak salah kalau Kota Batu disebut-sebut sebagai Kota Wisata Batu atau orang menyebutnya KWB dengan simbol khas buah apel dan kuliner andalannya yaitu ketan legenda yang selalu ramai dipadatin wisatawan. 

Kembali ke kisahku, menjajakan kaki disini, di kota orang yang menjadi pusat dan tempat segala sesuatu berawal sendirian, membuat beberapa teman-temanku mencoba merubah pikiranku untuk tidak berangkat karena mereka khawatir apa aku bisa disini sendiri, di Jakarta, di Ibu Kota, karena teman-temanku sangat mengerti bagaimana manjanya aku dan cerobohnya aku dalam melakukan hampir semua hal yang aku coba. 

Maklum, selama 23 tahun hidup belum pernah aku merasakan pergi jauh merantau ke tempat orang, sendirian, tanpa keluarga, tidak ada siapa-siapa dan buta arah. Pernah sesekali aku merasa bimbang dengan keputusanku untuk pergi jauh dari kota kelahiranku. Namun, pesan orangtua yang selalu menjadi penguat dan bahan pertimbanganku untuk mengambil segala keputusan yang harus aku buat. 

Bapakku adalah seseorang yang sabar dan sangat mengerti kemauan anaknya. Beliau seseorang yang selalu percaya bahwa anaknya mampu dan bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. 

Bapakku yang selalu menguatkan aku ketika aku putus asa dan mulai takut akan salah langkah. Pergi ke Jakarta dalam keadaan tidak tau arah memang membuatku sempat merasa takut, apalagi dengan momok "Jakarta keras", rasanya seperti aku tidak mungkin berangkat sendirian. 

Tapi, beliau selalu bilang "kalau bisa membaca dan ngomong,mbak  vita tidak mungkin tersesat" kata-kata biasa namun seperti ada kekuatan tersendiri untuk membuat aku berani dan akhirnya pergi.

Pertama kali aku pergi ke Jakarta sendirian, diantar mami, papi, nenek dan ibuku ke Bandara Malang. Saat itu yang aku rasakan, takut. Benar-benar aku tidak percaya aku telah mengambil keputusan ini. Perjalanan yang aku tempuh selama 1 jam lebih 15 menit, membawaku ke Kota ini dengan rasa deg-deg an. 

Mengikuti psikotest di perusahaan yang aku inginkan dan melakukan wawancara dengan tim HR membuat aku merasa sedikit lega karena merasa hebat sudah bisa melewatinnya. Setelah selesai dengan beberapa kegiatan di Jakarta, aku balik lagi ke Malang Sambil menunggu pengumuman dan melakukan kegiatan seperti biasanya.

Satu bulan dari aku berangkat ke Jakarta, belum ada pengumuman aku lolos atau tidak. Sabar menunggu dan seminggu kemudian setelah satu bulan aku menunggu,  aku mendapatkan juga E-mail pemberitahuan bahwa aku lolos dan harus mengerjakan beberapa tes skill secara online dan harus ke Jakarta lagi 2 hari setelah mendapatkan informasi itu. 

Bersyukur Alhamdulillah karena aku mempunyai orangtua yang sangat mendukung apapun segala bentuk keinginan anaknya, besoknya, aku berangkat lagi ke Jakarta. Kali kedua aku menginjakkan kakiku di Jakarta rasanya sudah seperti "memang baunya rejeki disini" haha alay. 

Yak setelah sampai di Jakarta, aku melakukan interview bersma tim usher di perusahaan media itu. Tim interview memberi informasi bahwa setelah interview, pengumuman hasil akan diberitahukan 2 minggu setelahnya. 

Nah saat itu aku bingung lagi antara stay di Jakarta sampe pengumuman atau pulang ke Malang dan balik ke Jakarta lagi jika aku lolos. Setelah bicara dengan orang tua akhirnya mereka menyarankan untuk pulang. 

Setelah aku membeli tiket ke Malang esoknya, tim HR dari perusahaan yang aku inginkan itu memberi informasi bahwa aku lolos dan harus datang untuk negosiasi benefit di minggu depannya. Antara senang dan sebel karena sudah terlanjur beli tiket pulang, tapi aku mencoba menyampaikan ke orangtuaku berita ini supaya mereka tenang. Karena informasinya jauh lebih cepat dari apa yang sudah disampaikan tim  ketika aku selesai   melakukan interview dikantor.

Akhirnya aku makesure dengan tim HR di perusahaan media ini bahwa aku memang sudah diterima dan negosiasi benefit itu adalah tahap akhir. Jadi ketika aku balik ke Malang, aku bisa langsung bawa barang-barang yang aku butuhkan untuk hidup di Jakarta.

Setelah terjadinya drama karena sudah terlanjur beli tiket pulang dan menerima informasi bahwa aku lolos, pulanglah aku ke Malang. Dua hari di Malang untuk mempersiapkan segalanya dari administrasi untuk kantor baru dan barang apa saja yang akan aku bawa untuk hidup di Jakarta.

Dengan membawa satu koper dan satu tas jinjing, berangkatlah aku ke Jakarta untuk memulai hidup baru di tempat baru. Dengap pesan dari orangtua jangan melupakan yang menciptakan hidup, tetap positive ke setiap orang dan selalu percaya apapun yang kita lakukan dengan niat baik pasti akan berbuah manis juga.

Untuk cerita selanjutnya mungkin bisa aku tuliskan lagi lain waktu.

Cheers,

Vita

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun