Menurut Supriyadi & Riyadi pada tahun 2018 menjelaskan bahwa sastra anak merupakan suatu karya yang dietujukan bagi anak-anak dengan topik yang sesuai dengan anak-anak. Sastra anak dapat berisi tentang kehidupan manusia, hewan  dan tumbuhan, tetapi kita tidak boleh melupakan sudut pandang harus berfokus dengan pikiran dan pandangan anak-anak sekaligus masih dalam pemahaman emosional serta mental anak. Dari hal-hal tresebut dapat menumbuhkan nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui sastra anak. Pembelajaran sastra anak dapat membantu membina karakter di lembaga pendidikan dasar. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya sastra untuk anak mengandung penanaman moral ini. Untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga dewasa, usia anak di sekolah dasar sangat ideal. Jika sastra anak terus digunakan dalam pengajaran, nilai-nilai tersebut akan terus ditanamkan. Kita dapat melakukan pengajaran sastra anak melalui tokoh pahlawan salah satunya pahlawan Raden Ajeng Kartini atau yang biasa disebut dengan R.A Kartini. Beliau menjadi salah satu wanita paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Kartini lahir dari keluarga bangsawan Jawa pada akhir abad ke-19 dan menjadi pelopor pemikiran progresif tentang hak perempuan dan kesetaraan gender, terutama akses ke pendidikan. Kartini berani menyuarakan perubahan di masa ketika perempuan, terutama perempuan bangsawan, terkungkung oleh norma-norma patriarkal yang membatasi peran mereka di masyarakat. Surat-surat yang ia tulis kepada teman-temannya di Belanda berisi ide-idenya yang dikumpulkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Melalui tulisan-tulisannya, Kartini mengungkapkan pendapatnya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan dan bagaimana perempuan harus memiliki kebebasan untuk memilih masa depan mereka sendiri.
Memberikan pemahaman terhadap anak-anak tentang moralitas mellaui sastra anak tentang tokoh pahlawan yang slaah staunya R.A Kartini ini dapat meningkatkan moral-moral anak apalagi di zaman yang semakin global ini. Anak-anak dapat terpengaruh dengan budaya luar dan budaya lokal akan terkikis sedikit demi sedikit. Dengan memberikan pengetahuan tentang cerita tokoh pahlawan Wanita dari Indonesia R.A Kartini mereka dapat meneladani karakter dan sifat yang dimiliki oleh R.A Kartini seperti :
Kecerdasan dan sifat pemberani: Sejak kecil, Kartini menunjukkan kecerdasan dan keberanian karena kelincahannya. Meskipun Kartini mendapatkan pendidikan yang baik, pengalamannya sebagai anak pribumi menghambat proses pendidikannya. Ayah Kartini berusaha keras untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Kartini belajar di Europese Lagere School dan mendapatkan pelajaran tambahan dari seorang wanita Belanda. Namun, sesuai dengan kebiasaan masa itu, Kartini dipingit pada usia dua belas tahun, menghalangi kemajuan pendidikannya. Dari sini anak-anak dapat meneladani untuk tetap beripikir jernih dalam menghadapi situasi tetap memperhatikan kesopanan dalam meghadapi siapapun terutama dengan orang tua.
Pantang menyerah: Salah satu nilai kepahlawanan yang sangat inspiratif dan relevan untuk ditanamkan pada anak-anak sejak kecil adalah sikap pantang menyerah RA Kartini. Kartini menghadapi banyak masalah besar di masanya, seperti tekanan adat yang membatasi kebebasan perempuan dan keterbatasan akses perempuan terhadap pendidikan. Dia tetap tidak menyerah pada situasi. Kartini berusaha dengan keteguhan hati dan semangat juangnya untuk membuka jalan bagi wanita untuk mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan dan kehidupan. Surat-suratnya yang penuh dengan visi menunjukkan perjuangannya yang terus-menerus meskipun harus menghadapi rintangan sosial dan budaya yang kuat. Sikap pantang menyerah ini mengajarkan anak-anak untuk tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan, terus berusaha untuk mencapai tujuan mereka, dan memiliki keberanian untuk memperjuangkan apa yang benar. Dengan menanamkan prinsip-prinsip ini pada anak-anak sejak dini, mereka tidak hanya. R. A. Kartini berusaha keras untuk memperjuangkan emansipasi Wanita dengan menghadaoi segala rintangan yang terjadi. Orang tua dan guru dapat menunjukkan bahwa ketekunan penting untuk menyelesaikan tugas atau menghadapi masalah. Misalnya, ajak anak-anak melihat bagaimana Kartini terus belajar meskipun tidak memiliki fasilitas yang memadai.
Tangguh dan mandiri: Sifat Tangguh dan mandiri harus ditanamkan sejak dini. Sikap yang tangguh dan mandiri adalah sifat yang harus ada pada diri sendiri. Karena perjuangannya untuk kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum, R.A Kartini adalah sosok yang tangguh dan mandiri. Hal itu dapat menjadi inspirasi untuk semua orang. RA Kartini adalah pahlawan yang dikenal karena sikapnya yang tangguh dan mandiri dalam memperjuangkan emansipasi perempuan. Kartini mampu menghadapi banyak tantangan, seperti tradisi patriarki dan batasan pendidikan perempuan pada zamannya, dengan tekad yang kuat untuk membawa perubahan. Sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai ini pada anak sejak kecil agar mereka tumbuh menjadi orang yang kuat, mandiri, dan dapat berkontribusi positif pada masyarakat. Anak-anak dapat belajar menghargai perjuangan, membangun kepercayaan diri, dan menumbuhkan sikap pantang menyerah untuk mencapai cita-cita dengan mengenalkan semangat perjuangan Kartini.
Semangat belajar yang tinggi: R.A Kartini percaya bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk pendidikan. Jadi Kartini memulai sebuah sekolah kecil untuk mengajar baca-tulis, kerajinan tangan, dan memasak selain belajar R.A. Mahasiswa dapat menunjukkan semangat belajar yang tinggi selama perkuliahan.
Sikap sosial: Salah satu prestasi RA Kartini adalah mendirikan organisasi perempuan; organisasi ini berfungsi sebagai wadah di mana anggota dapat mencapai tujuan, cita-cita, dan harapan bersama. Begitu juga dengan mahasiswa, mengikuti organisasi adalah cara untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga mereka dapat meningkatkan value diri dan mencapai tujuan bersama. Ini memberikan contoh nilai kepahlawanan yang penting untuk ditanamkan kepada anak-anak sejak dini, seperti pentingnya membantu sesama, menghormati perbedaan, dan tekad untuk memperbaiki kehidupan bersama. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, anak-anak dapat tumbuh menjadi orang yang peduli, empati, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat.
Pembelajaran sastra anak dapat membantu membina karakter di lembaga pendidikan dasar. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya sastra untuk anak mengandung penanaman moral ini. Untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga dewasa, usia anak di sekolah dasar sangat ideal. Pengaruh penanaman nilai kepahlawanan "R.A. Kartini" pada anak sejak dini dapat membuat anak memiliki sikap pribadi yang cerdas & berani, pantang menyerah, Tangguh & mandiri, semangat belajar yang tinggi, serta sikap sosial yang tinggi kepada siapa saja.
Referensi
OKTASARI, Anisa Fajriana; KASANOVA, Ria. Pembentukan karakter siswa sekolah dasar melalui sastra anak. Journal on Education, 2023, 5.4: 12017-12025.
ANUGRAH, Bintang; PRATIWI, Mutiara Anggi. Analisis Tokoh Kartini dalam Teori Bandura. Concept: Journal of Social Humanities and Education, 2024, 3.4: 09-19.