Mohon tunggu...
Novita Meilina Anggraini
Novita Meilina Anggraini Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Dengan Riang

Saya belajar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ukiran Langkah Berani Milo Hijrah ke Paperstraw

9 Juli 2022   22:10 Diperbarui: 9 Juli 2022   22:14 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kampanye untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik sudah sering kita ditemui diberbagai kesempatan. Komponen plastik yang sulit terurai menjadi masalah besar bagi keberlangsungan ekosistem di bumi.

Berbagai permasalahan muncul dari adanya sampah plastik yang terus bertambah namun sulit untuk terurai ini. beberapa waktu lalu, tanpa sengaja perhatian saya tertuju pada produk susu milo kemasan kotak. 

Bukan karena rasanya, tapi karena keberaniannya beralih ke sedotan kertas (paperstraw). 

Penggunaan sedotan kertas sebagai pengganti sedotan plastik sudah lumayan sering dijumpai baik itu karena kesadaran diri yang memang ingin menggunakan sedotan plastik atau direstoran tertentu yang memang menyediakan sedotan jenis ini. Tetapi penggunaan sedotan kertas pada produk kemasan baru saya jumpai pada produk milo. 

Mungkin karena saya cukup jarang mengkonsumsi  minuman kemasan jenis ini, jadi kehadiran sedotan kertas di produk milo menjadi daya tarik sendiri bagi saya. Mari sedikit bahas dari sisi lain.

Saya tidak melakukan penelitian secara khusus untuk hal ini. hanya berdasar pengelihatan pribadi pada pembeli di warung ibu saya yang bisa dikatakan sebagai konsumen dari produk ini. mayoritas mereka adalah anak kecil maupun orangtua yang membelikannya untuk anaknya. 

Komponen kertas yang dijadikan sedotan tentunya memiliki resiko tersendiri yaitu daya tahan kertas hanya dalam kurun waktu singkat karena bersinggungan dengan bahan cair/ basah. 

Hal ini mungkini sudah menjadi bahan pertimbangan matang perusahaan yang menaungi produk ini. langkah beraninya yang saya asumsikan sebagai bentuk dukungan pengurangan plastik demi menjaga bumi perlu diacungi jempol. 

Perubahan ini merupakan langkah bagus, dan akan lebih bagus jika diimbangi dengan edukasi kepada konsumennya lebih dari informasi tulisan pada kemasan produknya.

 Sepertinya ini langkah baru yang dijumpai di Indonesia sehingga perusahaan perlu lebih agresif dalam menginformasikan penggunaan sedotan plastik pada produknya agar tidak membuat konsumen merasakan pengalaman berbeda yang ditakutkan dapat merubah rasa saat mengkonsumsi produk. 

Yang saya lihat, dikemasan sudah ada pemberitahuan penggunaan sedotan ini, hanya saja saya rasa perlu ada hal efektif lain untuk menyukseskan perubahan ini. Rasa milo tetap sama, hanya sedotannya yang sedikit berbeda. 

Saya sangat mengapresiasi hijrah milo ke-sedotan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun