Mohon tunggu...
Novita Mandasari
Novita Mandasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Seorang istri sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengungkap Kisah dan Sejarah Kala Hari Proklamasi

17 Agustus 2018   06:33 Diperbarui: 17 Agustus 2018   06:34 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dini hari pukul 02.00, tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di rumah Laksamana Maeda Jalan Imam Bonjol No.1 Menteng Jakarta Pusat berkumpul beberapa orang pemuda diantaranya  Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, mbah Soediro (sekretaris Subardjo), Sukarni, dan B.M. Diah.

Turut hadir pula pihak Jepang yang terdiri dari Laksamana Tadashi Maeda, Shigetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi (dari Kaigun Bukanfu atau kantor Penghubung Angkatan laut dan Angkatan Darat) dan Miyoshi (Angkatan Darat Jepang). Pertemuan ini diadakan untuk membahas perumusan teks Proklamasi.

Pada saat teks Proklamasi dirumuskan, Maeda memilih mengundurkan diri ke kamar tidurnya yang kemudian diikuti oleh Miyoshi lebih dulu pulang ke rumahnya.

Berdasarkan penuturan Hatta dalam otobiografinya, yang ikut dalam perumusan naskah Proklamasi adalah Sukarno, Hatta, Subardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik. Pada saat itu Sukarno bertindak memegang pena untuk menuliskan teks Proklamasi, sedangkan Hatta mendiktekan kalimatnya. Teks Proklamasi dituliskan pada secarik kertas.

Kalimat pertama diambil dari akhir alinea ketiga rencana Pembukaan Undang-Undang Dasar yakni "Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" adalah kalimat yang diingat Subardjo dari Piagam Jakarta yang  berbunyi: "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya." 

Menurut Hatta, kalimat "Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" hanya pernyataan abstrak tanpa mengandung isi. Sehingga kemudia Hatta mendiktekan kalimat tambahan " Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya".

Kalimat ini menggambarkan bahwa pada pelaksanaanya kemerdekaan itu nyata dan dapat diperoleh dengan adanya kekuasaan di tangan kita. Sukarno kemudian menuliskan seluruh konsep naskah Proklamasi dengan tulisan tangan yang berbunyi: 

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-2 yang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-05

Wakil-2 bangsa Indonesia

Pada saat teks Proklamasi dirumuskan, anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI) menunggu di ruangan tengah. Teks Proklamasi tulisan tangan Sukarno kemudian diketik oleh Sayuti Melik untuk kemudian diberikan kepada anggota PPKI. 

Dengan menggunakan mesin tik dari kantor militer Jerman, Sayuti Melik ditemani BM Diah mengetik naskah Proklamasi. Pada saat pengetikan naskah Proklamasi ada kalimat-kalimat yang diganti Sayuti, seperti "tempoh" menjadi "tempo", kalimat " wakil-wakil bangsa Indonesia" diganti menjadi "Atas nama Bangsa Indonesia" yang kemudian ditambahkan nama "Soekarno-Hatta", dan Djakarta, 17-8-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05" (Angka tahun '05 adalah singkatan dari 2605 tahun showa Jepang, yang sama dengan tahun 1945). 

Setelah teks Proklamasi disetujui barulah Sukarno dan Hatta membubuhkan tanda tangannya. Dengan demikian naskah Proklamasi yang  dibacakan Sukarno pada 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pukul 10.00 pagi adalah sebagai berikut:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-2 yang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17, boelan 8 tahoen 05

Atas nama Bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

Berita pembacaan teks Proklamasi kemudian disebarkan melalui radio dan media cetak di seluruh wilayah hingga ke Papua. Namun karena keterbatasan alat komunikasi pada masa itu terdapat wilayah yang mengetahui kabar kemerdekaan sehari setelah teks Proklamasi dibacakan. Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia menyebar hingga ke negara-negara lain.

Pembacaan teks Proklamasi mengisyaratkan bahwa kita telah merdeka dari penjajahan. Kemerdekaan diperoleh atas kerja keras perjuangan para pendiri bangsa. Pembacaan teks Proklamasi menjadi sebuah momen sakral bagi bangsa Indonesia yang terus akan dikenang sepanjang masa.

Momen sakral inilah yang senantiasa dikenang dan dirayakan sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Euforia semangat kemerdekaan tidak berhenti di tahun 1945 akan tetapi terus dirasakan oleh rakyat Indonesia di seluruh wilayah Indonesia setiap tahunnya.. Kita telah merdeka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun