Mohon tunggu...
Novita Mandasari
Novita Mandasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Seorang istri sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Anak, Fungsi Keluarga, dan Peran Lingkungan

14 Agustus 2018   00:13 Diperbarui: 14 Agustus 2018   01:05 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 

Sementara Mahmud Yunus mendefenisikan pendidikan sebagai usaha yang dengan sengaja dipilih untuk memengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani, akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi.

Dengan mendapatkan pendidikan, diharapkan seseorang dapat menjalani kehidupan yang bahagia serta tindakannya dapat bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

Oleh sebab itu, pendidikan tidaklah bisa dilakukan secara individual saja, akan tetapi membutuhkan dukungan dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Pendidikan yang dilakukan hanya dari satu arah saja yaitu siswa dengan sekolah tidak lah dapat berhasil. Agar tujuan pendidikan berhasil, diperlukan kerjasama yang berkesinambungan antara sekolah, keluarga, pemerintah, dan masyarakat.

Pada tahun 1935, Ki Hajar Dewantara mencetuskan Tri Sentra Pendidikan yaitu alam keluarga, alam perguruan (sekolah), dan alam pergerakan pemuda (masyarakat). Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama.

Dalam pengertian khusus, pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Ini menggambarkan bahwa sentral atau pusat pendidikan berada di lingkungan keluarga.

Oleh sebab itu, pada awalnya pendidikan merupakan tanggungjawab besar orangtua. Sosok ayah dan ibu memiliki peran yang penting dalam pembentukan karakter serta intelektual anak. Orangtua memiliki peran untuk membimbing, mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan pengetahuan nilai-nilai moral dan keterampilan bagi anak-anak mereka sehingga pada saat dewasa mampu menghadapi tantangan hidup.

Pendidikan keluarga 

Kebetulan saya suka menonton drama Korea. Pada salah satu episode drama tersebut, saya bisa mengambil beberapa poin tentang pendidikan keluarga yang baik diikuti oleh para orangtua.

Pertama, bahwa sejak anak di dalam kandungan orangtua haruslah sudah merencanakan pendidikan untuk anak. Perencanaan meliputi sekolah anak, biaya pendidikan, ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan bakat anak, dan fasillitas untuk mendukung pendidikan anak. Dengan melakukan perencanaan pendidikan anak sejak dini maka akan memberikan peluang besar keberhasilan anak mencapai keberhasilan.

Kedua, pada serial drama tersebut digambarkan orangtua secara bergantian setiap harinya mengantarkan anak ke sekolah serta menjemput. Dengan melakukan aktivitas ini, orangtua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anak untuk memulai kegiatan pembelajaran setiap harinya di sekolah.

Selain itu, orangtua juga dapat berinteraksi dengan lingkungan sekolah misalnya dengan guru untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah dan dengan orangtua siswa lainnya untuk saling berbagi informasi pendidikan.

Ketiga, orangtua dilibatkan dalam kegiatan di sekolah misalnya sekolah perlu membuat kelas inspirasi dengan menghadirkan para orangtua siswa sebagai narasumber inspirasi. Ini akan menumbuhkan rasa bangga anak kepada orangtua serta orangtua menjadi dekat dengan teman-teman anaknya di dalam kelas.

Ini juga bisa membantu si anak sejak dini sudah mengenal beragam profesi yang dapat menjadi cita-cita anak kelak. Agar orangtua dapat membimbing dan mengarahkan anak belajar di rumah, sekolah dapat membuat parenting class (kelas orangtua).

Di dalam kelas parenting dibahas kompetensi apa saja yang harus dimiliki anak dalam setiap pokok pelajaran. Selain itu, dibahas pula pelajaran apa saja yang sulit sehingga orangtua dapat mendampingi anak belajar di rumah dan di satuan pendidikan.

Sesama orangtua dapat saling berbagi informasi tentang satuan pendidikan dan pengalaman mendidik anak serta dapat meningkatkan kepedulian diantara sesama orangtua.

Peran lingkungan  

Keberhasilan pendidikan anak pada satuan pendidikan tidak terlepas dari masyarakat atau lingkungan sekitar anak. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 54 menyatakan bahwa masyarakat memiliki peran dalam pendidikan, yaitu: Pertama, peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan.

Kedua, masyarakat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan. Ketiga, masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah.

Selanjutnya masyarakat sebagai komite sekolah yang berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

Agar peran tersebut dapat terpenuhi, diperlukan sikap peduli diantara anggota masyarakat. Di lingkungan tempat tinggal, tetangga adalah anggota masyarakat yang paling dekat. Oleh sebab itu perlu menciptakan hubungan yang baik diantara anggota masyarakat lingkungan tempat tinggal.

Hubungan yang baik diantara tetangga di lingkungan tempat tinggal akan memberikan rasa sepenanggungan dan rasa persaudaraan yang kemudian dapat menciptakan kerjasama dalam program pendidikan di satuan pendidikan.

Seperti yang dikatakan bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara bahwa keberhasilan pendidikan anak tidak dapat dipisahkan dari peran tri sentra pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Prinsip kemitraan pun perlu diterapkan seperti kesamaan hak, kesejajaran dan saling menghargai, semangat gotong royong dan kebersamaan, saling melengkapi dan memperkuat, dan saling asah, saling asih, dan saling asuh. Apabila keempat prinsip tersebut dilakukan maka setiap anak di Indonesia kian dekat untuk mencapai keberhasilan dalam menempuh pendidikan (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun