Mohon tunggu...
Novitalia
Novitalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa suka menggambar jika suasana hati saya tidak baik, dan saya memiliki hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Salah jika Pekerjaan di Desa Berbeda?

8 September 2022   08:35 Diperbarui: 8 September 2022   09:15 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat perdesaan seperti interaksi terhadap sosialnya merupakan hal yang utama. Terlebih lagi pada zaman yang menuntut masyarakat untuk mempunyai keterampilan atau kompetensi dalam dirinya menjadi manusia yang berguna baik diri sendiri maupun bagi bangsa.

Untuk mengenali potensi yang dimiliki oleh manusia maka diperlukan pendidikan. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta mencerdaska kehidupan bangsa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa, maju tidaknya suatu negara ditentukan dengan kualitas pendidikan dan kualitas SDM. Jika sebuah negaraingin maju, maka harus memiliki SDM yang berkualitas dan semua itu semua itu dapat diraih ketika tingkat pendidikan di negara dari kota maupun perdesaan tersebut baik.

Pendidikan di kota dan di desa sama-sama kita ketahui pendidikan didesa lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan di kota, adapun mengapa pendidikan antara desa dan kota berbeda dikarenakan yang pertama, didesa rata-rata kemauan untuk menempuh pendidikan tinggi sangatlah minim mereka lebih memilih bekerja jika laki-laki, dan lebih memilih menikah jika perempuan, diperdesaan kebanyakan tidak memikirkan betapa pentingnya pendidikan untuk kedepannya.

Kedua, dukungan orang tua, dukungan orang tua sangat penting akan antusiasnya, jika orang tua tidak mendukung keinginan anaknya maka keinginan anak pun menurun. Ketiga, fasilitas dan sarana prasarana juga tidak lengkap atau sangat kurang.

Dari situlah mengapa pendidikan didesa rendah dikarenakan sarana prasarana yang belum dikatakan layak untuk dijadikan tempat untuk mencari ilmu dan membuat anak-anak kurang antusias untuk menuntut pendidikan.

Tingkat pendidikan masyarakat perdesaan pada umumnya masih rendah dimana mayoritas pendidikan hanya sampai Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan yang melanjutkan ke perguruan tinggi sangat minim, sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat pun terbatas. Hal tersebut tentunya dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah kurangnya wawasan.

Terjadinya pekerjaan sarjana diperdesaan yang tidak sesuai progdi/jurusannya memicu terjadinya permasalahan sosial karena menjadi salah satu dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Kurang meratanya pekerjaan sarjana diperdesaan  yang tidak sesuai gelar atau jurusannya bisa memicu asumsi bagi lingkungan sekitar. 

Contohnya,banyak sarjana diperdesaan selesai sarjana bekerja di pabrik atau garment ada juga yang langsung menikah lalu tidak bekerja dari itu masyarakat diperdesaan masih dibilang memiliki pandangan sarjana atau perguruan tingginya rendah.

Selain itu, kurang meratanya pendidikan tinggi diperdesaan juga jadi penyebab mengapa kualitas pandangan masyarakat mengenai pendidikan tinggi  rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang wawasan mengenai pendidikan tinggi dan kurangnya motivasi dari para lulusan perguruan tinggi.

Akses pendidikan memang semakin mudah, membuat siapapun bisa setinggi mungkin bersekolah. Dulu orang berekonomi pas-pasan hanya bisa mimpi jadi sarjana,kini, jagankan sarjana,pascasarjana, atau sampai S2 pun, hal yang tidak mustahil bagi masyarakat persdesaan. Hanya saja, wawasan tentang pendidikan masyarakat desa masih sangat rendah.

Maka dari itu, agar desa layak untuk menjadi komoditas para sarjana, yang tentunya pola hidup didesa tidak bisa disamakan dengan orang desa pada umumnya,maka harus ada langkah-langkah srategis. Misal, para sarjana tentu terbiasa melakukan pekerjaan berbasis internet. 

Nah, ini problem didesa, akses internet belum merata. Bagaimana mungkin para pendidikan itu termotivasi untuk lanjut ke perguruan tinggi jika salah satu "kebutuhan pokok" mereka saja tidak tercukupi?

Selain fasilitas, tentunya pemerintah juga perlu menyediakan lapangan kerja yang layak untuk para sarjana desa. Agar tidak membenarkan dugaan salah masyarakat desa, bahwa sekolah tinggi-tinggi percuma jika ujungnya hanya jadi pekerja dengan penghasilan tidak menjamin penghidupan.

Realitanya di desa sekarang, lapangan kerja yang sesuai dengan prospek sesuai sarjana belum ada. Paling hanya guru SD atau SMP,SMK, itupun gaji tidak seberapa.

Kebanyakan yang terjadi permasalahan sosial pendidikan tinggi diperdesaan yakni banyak masyarakat seperti mempermasalahkan pekerjaan sarjana kenapa berbeda dengan gelarnya, banyak juga yang berfikir "percuma cari ilmu tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya kerjanya sama seperti yang tidak berpendidikan tinggi atau malah nganggur atau gak malah langsung menikah".

Hal ini biasanya disebabkan karena banyak yang lulusan perguruan tinggi yang bekerja tidak sesuai gelar/jurusannya, ini juga biasanya disebabkan karena jumlah lapangan pekerjaan kurang atau pekerjaan yang sesuai gelar/jurusannya tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. 

Sehingga saat ini sering menjadi masalah utama para mahasiswa yang baru selesai kuliahnya yang mencari pekerjaan. Menyebabkan munculnya penurunan produktivitas pekerjaan yang tidak sesuai dengan gelar/jurusan  para sarjana, dan menyebabkan masyarakat berasumsi sesuai yang mereka lihat.

Sebagai orang tua desa memandang pendidikan mungkin hanya membuang-buang waktu,dan tenaga. Padahal, jika pendidikan tinggi, bukan hanya potensi ekonomi tercukupi, tetapi juga akan menjadi generasi intelektual yag mampu berkontribusi untuk peradaban.

Maka dari itu dibutuhkan penjelasan atau sosialisasi tentang pendidikan tinggi yaitu melalui tindakan sosial, memberikan motivasi melalui penjelasan mengenai perilaku orang tua terhadap anak,dukungan terhadap anak, dll. 

Dengan diadakannya motivasi ini dikarenakan perkataan dari orang tua pasti sudah menjadi nasehat dan nantinya pasti akan ditiru oleh anak-anaknya pada usia dini hingga dewasa nanti. Anak selalu meniru semua yang dilakukan orang tua atau lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, dalam memberikan pendidikan harus diarahkan ke anak bahwa pendidikan tinggi itu penting bagi masa depannya.

Selanjutnya jika ada Faktor yang mempengaruhi kesadaran orang tua terhadap pendidikan, minat anak serta didorong keadaan lingkungan yang mendukung baik maka semuannya akan merubah tingkah laku dan pemikiran tentang pendidikan tinggi.

Pemikiran orang tua akan sangat mempengaruhi tingkah laku anak, kalau orang tua tidak bisa menjelaskan dan mengarahkan atau menyakinkan terhadap anak, maka anak akan terpengaruh dengan lingkungan luar. Orang tua harus benar-benar bisa meyakinkan anaknya tentang pendidikan tinggi dan diarahkan juga ke hal-hal yang positif.

Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa menurut masyarakat memandang rendah sarjana dikarenakan bekerja tidak sesuai gelar/jurusannya . 

jadi disini kurangnya wawasan orang tua mengenai pendidikan tinggi mengakibatkan masyarakat hanya berasumsi dengan sesuai yang mereka lihat yang mengakibatkan wawasan pendidikan  tinggi seorang anak rendah dan mengakibatkan nilai pendidikan tinggi diperdesaan itu juga rendah. 

Maka dari itu orang tua harus bisa memberikan makna tentang pendidikan tinggi dengan benar kepada anaknya. Mulai dari kesadaran orang tua,dukungan orang tua,minat anak dan juga lingkungan itu penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun