Inilah kiranya, keputusan penting yang dibuat oleh Komodor Yos Sudarso. Sadar terhadap kondisi yang tidak memihak, karena kalah dalam persenjataan, tidak membuatnya gentar dalam memulai perlawanan. Berikut dengan KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau, yang turut melepaskan tembakan bofors ke posisi kapal perang Belanda.
Aksi saling kecoh serangan membuat kapal-kapal Belanda akhirnya memusatkan serangan kepada KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau. Melihat ancaman mengarah kepada Kol. Sudomo di KRI Harimau, dengan segera Yos Sudarso memerintahkan KRI Macan Tutul untuk bergerak mendekat lebih dekat. Yakni dengan memotong posisi area tembak dari kapal-kapal Belanda.
Tujuannya mengalihkan serangan kapal-kapal Belanda terhadap kedua kapal Republik lainnya. Aksi penghadangan yang heroik pun terekam dalam catatan sejarah Indonesia. Seketika KRI Macan Tutul jadi target tembakan Hs. Mr. Eversten yang dekat dengan posisi kapal Yos Sudarso. Beberapa tembakan telak pun mengenai kapal tipe MTB tersebut hingga terkoyak.
Selama detik-detik terakhirnya, Yos Sudarso memerintahkan kedua KRI lainnya untuk segera mundur dari area pertempuran. Demi mengurangi kerugian dan jatuhnya banyak korban, walau nyawa beserta kru Macan Tutul adalah taruhannya. Sekiranya satu pekik "kobarkan semangat pertempuran! RI Macan Tutul tenggelam dalam pertempuran di laut secara gentleman and brave..." adalah ucapan terakhir dari Yos Sudarso, sesaat sebelum kapalnya meledak.
Betapa tangguh atas ketabahan luar biasa bagi para pejuang yang gugur bersama di KRI Macan Tutul. Sikap heroik mengorbankan diri demi keselamatan pejuang lain dan kerugian besar tentu membuat rakyat takjub ketika itu. Maka dari sini dapat disimpulkan, bahwa tidak sekedar memiliki kekuatan tempur terbaik dalam suatu pertempuran, melainkan sikap rela berkorban demi bangsa dan negara adalah yang utama.
Walau secara perhitungan, pasukan ALRI mengalami kekalahan, namun kisah pengorbanan Yos Sudarso justru memantik semangat juang dalam tekad merebut Irian dari tangan Belanda. Apalagi jika dilihat dari kemampuan militer yang jauh perbandingannya. Hal inilah yang sekiranya memicu terjadinya gerakan massal untuk terlibat dalam operasi pendaratan di Irian.
Rakyat Indonesia tidak gentar sekalipun kalah dalam persenjataan. Tujuannya satu, Irian masuk dalam teritori Indonesia dan Belanda hengkang selama dari Nusantara. Salam damai, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H