Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatkala Laksamana Cheng Ho Berdakwah di Nusantara

11 Mei 2023   05:00 Diperbarui: 11 Mei 2023   05:02 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan Raja Wikramawardhana dari Kerajaan Majapahit pun dibuat kagum dengan kebaikan pasukan Cheng Ho. Anggapan bahwa armada perang China adalah para penakluk, tidak lagi terbayangkan dengan bukti jalinan persahabatan. Bahkan pasukan Cheng Ho membantu Majapahit untuk menyelesaikan Perang Regreg, ketika menghadapi pasukan dari Bhre Wirabhumi.

Hingga menyebabkan sekitar 170 anak buah Cheng Ho gugur dalam pertempuran. Kompensasi sebesar 60.000 tahih bagi pasukan Kaisar China yang gugur, baru bisa dibayar sebesar 10.000 tahil, dimana sisanya kemudian dianggap lunas sebagai upaya diplomasi berkelanjutan. Inilah yang membuat Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai diplomat ulung.

Di Provinsi Jiangsu, di pusat kota Nanjing berdiri megah sebuah masjid peninggalan Cheng Ho. Masjid yang didirikan pada tahun 1388 ini direstui oleh Kaisar Zhu Yuanzhang. Namun pernah hancur terbakar pada tahun 1430, dan langsung dibangun kembali oleh Cheng Ho pada tahun 1492. Hingga kini Masjid Jingjue ini masih dapat dipergunakan untuk beribadah umat Islam China.

Inilah kiranya kisah dari Laksamana Cheng Ho, seorang diplomat sekaligus saudagar serta pendakwah yang pernah menjadi bagian dari sejarah pesebaran Islam di Nusantara. Walau kita lebih familiar dengan Klenteng Cheng Ho, sekiranya hal tersebut dapat dipahami sebagai wujud kebanggaan terhadap misi diplomatis yang positif antara China dengan Indonesia.

Kiranya bukan untuk memberi kisah sejarah yang kontroversial, melainkan memberi pemahaman terhadap kisah sejarah secara faktual sesuai data yang ada. Kearifan dan sikap bijaksana dalam konsep toleransi sejatinya telah dibuktikan oleh Cheng Ho, Lonceng Cakra Donya, kiranya adalah lonceng berbentuk stupa yang identik dengan kebudayaan Budha.

Bahkan konon tradisi Nadran pada masyarakat Cirebon disebut-sebut adalah bukti dakwah Cheng Ho yang mencoba melakukan syi'ar Islam melalui pendekatan akulturasi dari budaya Hindu. Begitupula dengan tradisi Ngunjung, yang selalu dilakukan pada bulan Syuro dan Mulud. Doa bersama dengan mengunjungi makam leluhur, juga disebut sebagai salah satu proses dakwah Cheng Ho.

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun