Sobat petualang, kisah perjalanan kali ini berangkat dari Kota Lumajang, Jawa Timur. Sebuah kota yang ikonik dengan Gunung Semeru. Puncak abadi dari para Dewa, menurut kepercayaan umat Hindu. Namun, kisah ini bukan untuk mengulas mengenai Gunung Semeru ya, melainkan mengenai Puncak B-29, yang lokasinya tidak jauh dari titik pendakian di Ranu Pani.
Jika sobat petualang hendak berkunjung ke lokasi ini, bisa dimulai melalui dua alternatif transportasi, yakni bus dan kereta api. Apabila kita berangkat dari Surabaya, maka yang dijadikan destinasi tentu saja Kota Lumajang. Puncak B-29 ini memang cocok bagi penikmat nuansa keheningan alam, karena tidak terlalu ramai dengan berbagai titik camp yang dapat kita hendaki.
Dari Terminal Bungurasih, Surabaya, kita dapat mengambil berbagai macam kelas perjalanan, yang disesuaikan dengan tarif variatifnya. Destinasinya utamanya adalah Terminal Minak Koncar, Lumajang. Setelah itu, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum (elf) atau bus lokal menuju Pasar Senduro.
Nah, dari pasar ini kita dapat melanjutkan perjalanan dengan ojek menuju pintu masuk Puncak B-29, di Desa Argosari. Disini kita bisa menawar sesuai kocek yang pas. Selain mempersingkat waktu, perjalanan menggunakan kendaraan bermotor lebih efisien dalam menghadapi jalan yang mendaki. Dari Senduro ke Argosari kira-kira memakan waktu 2 jam perjalanan.
Namun jika membawa kendaraan pribadi, parkir hanya disediakan di area loket masuk, selebihnya tetap menggunakan kendaraan bermotor (ojek) dari pokdarwis B-29. Kendaraan pribadi memang dilarang masuk ke area pendakian, karena jalannya curam dan rawan kecelakaan. Pada beberapa titik, bahkan ada yang ditetapkan sebagai area rawan longsor.
Seandainya ketika kita memilih menaiki kereta api, destinasi utamanya adalah Stasiun Klakah. Dari stasiun ini, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan bus tujuan Terminal Minak Koncar. Nah, dari terminal itu, kita dapat lanjutkan perjalanan seperti yang telah diulas sebelumnya.
Oiya, ketika sampai di Terminal Minak Koncar, kita bisa icip soto khas Lumajang di Jl. Soponyono, sebelum melanjutkan perjalanan. Soto ayam Bu Lek disini dijamin nagih lantaran segar dan nikmat. Selain itu pedagangnya pun ramah, dan tak ragu memberi tips dalam melakukan perjalanan ke Semeru ataupun B-29. Bahkan kita dibekali air mineral sebelum melanjutkan perjalanan lho...
Sesampainya di pintu masuk Puncak B-29, kita dapat melakukan pendakian atau langsung menggunakan kendaraan bermotor hingga puncaknya. Namun, jika ingin menikmati sensasi pendakian, disarankan tidak menggunakan kendaraan bermotor hingga sampai ke area camp. Selain dapat melatih tubuh, healing bernuansa alam juga dapat menjaga kebugaran bagi para pegiatnya.
Jika hendak berkemah (camp), tentu harus mempersiapkan segala perlengkapan tenda sebelumnya. Namun, jika tidak, kita tidak usah khawatir, karena pengelola wisata B-29 juga menyediakan jasa sewa tenda dengan ukuran dan variasi yang sesuai dengan kebutuhan. Menikmati keheningan malam di puncak Para Dewa tentu memberi pengalaman dan kesan tersendiri.
Dengan ketinggian 2.900 mdpl, dan cuacanya yang dingin, tentu mewajibkan kita untuk mempersiapkan segala kebutuhan ketika hendak camping disini. Kebutuhan berupa jaket tebal dan perlengkapan pribadi, khususnya obat-obatan, harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai healing justru membuat kita malah pusing, karena tidak siap dengan kondisi yang akan dihadapi.
Selain itu, jangan lupakan logistik berupa makanan siap saji yang dapat disajikan sesuai selera kita. Terlebih air mineral, yang menjadi syarat utama dalam melakukan kegiatan pendakian atau camping. Jika hendak memasak, atau nyeduh kopi, tentu jangan lupa untuk membawa nesting, dan alat masak lain yang praktis.
Jika belum merasa lengkap, kita dapat membelinya dari para pedagang di sekitar area Puncak B-29. Dengan harga yang variatif, sesuai dengan jenis dan kebutuhan kita.
Puncak B-29, memang menyuguhkan panorama yang indah dari setiap titiknya. Apalagi jika kita mendapatkan waktu yang tepat ketika berada disini. Momentum sunset dan sunrise dari ketinggian puncak B-29, akan menjadi peristiwa yang sangat dinanti bagi setiap pengunjung. Belum lagi lautan awan yang bergerak layaknya ombak di lautan dari balik Gunung Bromo, dan Tengger.
Jangan lupa siapkan kantong sampah, bagi setiap pengunjung yang datang. Walau sudah dipersiapkan tempat sampah oleh pengelola, namun ada baiknya jika kita turut serta membawa sampah kita pulang demi menjaga keasrian kawasan B-29 ini. Keasrian wisata alam memang menjadi fakta bahwa eksotisme Indonesia berasal dari wisata alamnya yang indah.
Dimana dapat membawa serta imaji dan jiwa kita terhadap ke-Agungan Sang Pencipta. Bahwa betapa indahnya pesona Indonesia, yang ada pada setiap ciptaan-Nya. Membuat kita selalu takjub dan bangga berwisata di Indonesia. Yup, inilah salah satu dari sekian banyak wisata alam Indonesia lainnya. Puncak B-29, kiranya dapat menjadi pilihan bagi kita dalam berwisata.
Jangan lupa untuk membawa buah tangan ketika pulang dari Puncak B-29. Beragam souvenir yang dijual oleh para pedagang disini, harganya sangat terjangkau. Baik kerajinan tangan buatan penduduk lokal, ataupun kaos bertema B-29. Agar para pelaku ekonomi mikro juga dapat berkembang dan menikmati hasil dari wisata alam di daerahnya.
Demikian kisah yang dapat disajikan dari petualangan di Puncak Para Dewa, Puncak B-29, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Mari bersama kita jaga alam Indonesia, kiranya sebagai pesan akhir yang dapat disampaikan. Sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa, dan sepatutnya dapat senantiasa dijaga demi anak cucu kita kelak. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H