Sajian menarik ini kiranya adalah makanan ringan yang selalu diburu ketika ngabuburit tiba. Rasa manisnya dan penampilan yang pasti menggugah selera, serta sudah menjadi bagian dari sajian menu berbuka. Antara jenang-jenangan dan kembang mayang, biasanya dapat disajikan masing-masing sesuai keinginan pembeli ataupun pedagangnya.
Namun, ada kreasi menarik yang dapat menjadi bahan uji rasa bagi para penikmat makanan manis. Dari ragam varian menu yang dapat dipersiapkan secara terpisah, atau dengan cara membelinya dari pedagang takjil Ramadan. Kreasi unik ini kiranya dapat menjadi menu alternatif yang tidak membosankan selama tidak mengurangi rasa khasnya.
Berikut aneka sajian/jajanan tradisional yang dapat dipersiapkan:
1. Bubur ketan merah putih,
2. Bubur ketan hitam,
3. Bubur mutiara,
4. Jenang candil,
5. Jenang pandan,
6. Putu mayang,
7. Sirup/kuah gula merah, dan
8. Santan siap saji.
Jika hendak memadukan dengan unsur buah-buahan sebagai toppingnya, tentu akan mendapatkan sajian yang lebih menarik. Namun menu tambahan ini dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Pada beberapa penikmat sajian tradisional ini, memang kerap memadukan unsur buah-buahan sebagai pelengkap diatasnya, seperti kurma.
Cara pembuatan aneka sajian diatas pun dapat dengan mudah dilakukan sendiri. Berikut ulasan singkatnya;
1. Bubur ketan merah putih
- Siapkan beras dan ketan putih secukupnya, rendam dengan air selama semalam,
- Aduk gula merah dan air hingga larut dalam wadah, untuk disisihkan,
- Rebus air bersama daun pandan hingga mendidih, kemudian,
- Aduk bersama rebusan air pandan dengan beras dan ketan secara terpisah, dan
- Sajikan dengan santan sesuai keinginan.
2. Bubur ketan hitam
- Siapkan beras ketan hitam secukupnya, dan rendam selama 3 jam,
- Kemudian panaskan air untuk dimasak bersama beras ketan,
- Aduk bersama gula pasir dengan api sedang, dan
- Sajikan dengan santan sesuai selera.
3. Bubur mutiara
- Siapkan sagu mutiara secukupnya,
- Beberapa sendok gula pasir sesuai keinginan,
- Panaskan air sampai mendidih, sebelum memasukkan sagu mutiara,
- Aduk bersama gula pasir, dan tutup panci selama 5 menit,
- Kemudian matikan kompor, dan diamkan selama 30 menit, dan
- Sajikan bersama santan yang telah dipersiapkan.
4. Jenang candil
- Buat candil dari tepung ketan, tepung beras, atau ubi kuning, serta gula secukupnya,
- Tuang air sedikit demi sedikit, hingga adonan dapat dibentuk serupa bola-bola bulat candil,
- Siapkan gula merah yang sudah dilarutkan, untuk merebus candil yang sudah dipersiapkan,
- Masak semua hingga bola-bola candil mengambang, sambil menaburkan tapioka secukupnya, dan
- Aduk serta kemudian angkat candil untuk disajikan bersama santan.
5. Jenang pandan
- Siapkan tepung beras dan santan siap saji,
- Sejumput garam dan essence pandan,
- Campur semuanya menjadi satu, dan masak dengan api kecil, dan
- Jika sudah mengental, siapkan bersama kuah gula merah.
6. Putu mayang
- Siapkan tepung beras, sejumput garam, serta santan,
- Aduk semua bahan hingga merata dan halus agar tidak menggumpal,
- Jika sudah lembut, masukkan tapioka dan aduk kembali hingga larut menjadi adonan,
- Masukkan adonan ke sebuah plastik segitiga untuk membuat mie dalam wadah yang telah diminyaki,
- Kukus adonan mie yang telah dibuat selama 15 menit, dan
- Sajikan dengan kuah gula merah yang telah disiapkan.
...
Untuk sajian sirup/kuah gula merah, kiranya sudah dapat dijelaskan mengenai cara pembuatannya. Berikut dengan santan olahan ataupun siap saji. Sebagai bahan pelengkap yang dapat disajikan sesuai selera masing-masing.
Ada filosofi dibalik kreasi jejenangan manis ini, yakni ke-Bhinekaan, yang terkandung dalam setiap varian makanan yang tersaji. Berbeda-beda, namun tetap satu jua, dalam cipta rasa manis nan romantis.
Berbuka dengan yang manis, kiranya tidak harus selalu es atau sirup yang memiliki varian rasa. Ragam makanan atau jajanan tradisional yang menarik dan unik serta kaya rasa, dapat kiranya dijadikan menu pilihan kala berbuka puasa. Semoga bermanfaat serta selamat mencoba.
Salam damai Ramadan, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H