Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jenderal Soedirman Tetap Berpuasa Walau Tengah Pimpin Gerilya

9 April 2023   03:00 Diperbarui: 9 April 2023   06:09 3134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosoknya adalah tauladan bagi Tentara Nasional Indonesia, juga generasi yang mengaguminya sebagai pahlawan besar bangsa ini. Beliau adalah Jenderal Soedirman, seorang pejuang yang lahir dan besar dari lingkungan pendidikan. Jadi, tidak hanya memiliki kapabilitas sebagai seorang tentara, namun juga sebagai seorang pendidik yang kerap memberi contoh bagi prajurit lainnya.

Ketauladanan Sang Jenderal Besar pun selalu diterapkan ketika tengah memimpin sebuah kesatuan tempur. Sejak Agresi Militer Belanda I, Pertempuran Ambarawa, hingga Agresi Militer Belanda 2, yang mengharuskannya pergi bergerilya. Jenderal Soedirman yang juga besar dari lingkungan Muhammadiyah, memiliki peran penting dalam panggung sejarah ketentaraan Indonesia.

Filosofi perjuangan yang berangkat atas nama ibadah kepada Tuhan YME sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Setiap misi penting yang diembannya, beliau tidak pernah lepas dari wudhu atau bersuci seperti keyakinannya, Islam. Prinsipnya satu, bertempur hingga titik darah penghabisan dalam keadaan suci. Yap, begitulah tingginya kharisma yang dimiliki oleh beliau.

Bahkan beliau tidak pernah meninggalkan sholat dan dzikir walau posisi musuh berada didekatnya. Hal inilah yang pada suatu peristiwa, Belanda tidak pernah berhasil menangkapnya, walau beliau tengah berada di hadapan pasukan Belanda. Seolah ada unsur mistis yang tidak dapat dinalar dengan akal sehat. Bahkan pasukannya pun heran jika mengingat peristiwa tersebut.

Belum lagi ketika peristiwa gerilya dilaksanakan, Panglima Besar tetap menjalankan puasanya selama bulan Ramadan. Tidak ada yang dapat menghalanginya dalam ibadah, walau kesehatannya kerap turun akibat keletihan. Memang, ada kuasa Allah SWT dalam setiap ketentuannya, khususnya bagi hambanya yang taat beribadah. Seakan ada kekuatan magis yang mampu menggerakkan tubuh ringkihnya.

Pun dengan Soedirman, yang dikenal juga sebagai ulama pejuang. Selama gerilya, beliau kerap dipanggil dengan sebutan "Kyaine" oleh pasukannya dan masyarakat. Lantaran diketahui pernah berhasil menyembuhkan seorang warga yang desanya pernah disinggahinya selama gerilya. Nah, hal ini tentu saja bukan sekedar kuasa manusia, ada campur tangan Allah SWT yang memberi kekuatan baginya.

Baik secara fisik, mental, ataupun kemampuan mengatur strategi. Kemenangan demi kemenangan dan berbagai kejadian yang membuatnya luput dari upaya penangkapan sudah kerap terdengar. Tidak peduli dari kelompok manapun walau berbeda ideologi. Jenderal Soedirman adalah sosok pemersatu bangsa atas kekuatan militer yang berkembang kala itu.

Puasa adalah kunci keberhasilan dari setiap perjuangannya. Beliau kerap menganalogikannya layaknya peristiwa Perang Badar. Berhasil mengalahkan musuh, walau pasukannya kalah jauh dalam persenjataan. Adalah kautamaan ibadah yang menjadi prinsip beliau. Apalagi dikala bulan suci Ramadan, walau gugur, tentu akan syahid sebagai pejuang Allah SWT.

Lantaran selalu ada dakwah yang selalu disampaikan walau tengah bertempur di garis depan. Nyaris tidak ada rasa takut kehilangan nyawa, selama mengemban amanah sebagai Panglima TNI. Sebagai seorang ulama, guru dan pemimpin perjuangan, Soedirman tahu betul bagaimana agama adalah hal utama dalam segala laku kehidupan.

Jenderal Soedirman tentu dapat menjadi inspirasi bagi siapapun juga. Bukan hanya bagi para pejuang muslim, juga dengan para pejuang lainnya. Mengedepankan ibadah adalah kunci utama keyakinan dalam suatu pertempuran. Maka tak heran, jika berbagai pertempuran yang dilakoninya, kerap berakhir dengan kemenangan bagi pasukannya.

Kiranya demikian kisah singkat mengenai tokoh inspiratif Ramadan dapat disajikan.

Salam damai Ramadan, dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun