Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suka Duka Ramadan Pada Agresi Militer Belanda 1

31 Maret 2023   11:30 Diperbarui: 2 April 2023   23:33 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laskar Hizbullah dalam sebuah parade (sumber: nu.or.id)

Kondisi situasi (pertempuran) yang tidak dapat diprediksi tentu saja menjadi alasannya. Belum lagi rakyat yang selalu diintai oleh mata-mata Belanda. Sudah cukup untuk memberikan bukti, bahwa berbuka dengan buah-buahan dari hasil ladang dan hutan, sudah cukup untuk disajikan pada satu kompi pasukan pejuang.

Bahkan di Hari Raya Idul Fitri yang berlangsung pada tanggal 18 Agustus 1947, tidak diketahui adanya suatu perayaan akbar. Lantaran kala itu Belanda sudah berhasil menguasai berbagai kota-kota penting di wilayah Indonesia. Perayaan ala kadarnya bagi lingkungan keluarga kala itu sudah dapat memancing mata-mata Belanda untuk melakukan pembubaran.

Apalagi anak-anak, jika kedapatan berkelompok, sudah dapat dipastikan akan ditangkap. Terlebih jika membawa sarung untuk sekedar mainan, karena akan terindikasi sebagai alat angkut logistik bagi para pejuang. Jangan harap akan ada aksi perang sarung, belum ada kiranya dulu. Bahkan ketika sholat Ied pun harus dilakukan dengan pemeriksaan ketat oleh Belanda.

Jadi, jangan sampai kita kalah selama berjuang di bulan Ramadhan. Kiranya kita dapat belajar dari sejarah bangsa di masa lalu. Bukan lantaran hanya dapat menu berbuka alakadarnya, mensyukuri atas nikmat yang diberi oleh Allah SWT, patutnya sudah cukup untuk kita nikmati hari ini. Salam damai, terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun