Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menuduh Bung Karno Melalui "Sukarno File"

25 Februari 2023   07:30 Diperbarui: 25 Februari 2023   07:32 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2006 silam, publik sempat gempar lantaran terbitnya sebuah buku yang ditulis oleh Antonie C.A. Dake dengan judul "Sukarno File", yang mengungkapkan analisis terkait keterlibatan Bung Karno pada peristiwa G 30 S/PKI. Sekilas memang, Dake berhasil meyakinkan publik melalui dokumen-dokumen yang dilampirkannya.

Namun, apakah benar demikian? Sebagian kalangan banyak yang mempercayainya, dan bahkan ada pula yang menentangnya. Bahkan LIPI menyatakan bahwa hal ini adalah fitnah terhadap Bung Karno. Walaupun argumentasi yang dikemukakan oleh Dake berasal dari pengakuan Bambang Widjanarko, salah seorang ajudan Presiden Soekarno (Bung Karno) kala itu.

Selain dari pada itu, beragam sumber yang menjelaskan bahwa Bung Karno sempat mengunjungi Halim sesaat sebelum peristiwa terjadi pun dijadikan dasar lainnya. Lantaran kala itu Bung Karno mulai "terusik" dengan hadirnya para petinggi tentara yang tidak loyal. Walaupun masih belum dapat disimpulkan secara komprehensif.

Pada tahun 1960an memang, Bung Karno tengah akrab dengan para petinggi PKI, seperti D.N. Aidit. Serta lebih condong dalam poros politik internasional Jakarta-Peking. Bukan tanpa alasan tentu, masa Perang Dingin sangat mempengaruhi konstelasi politik di Indonesia kala itu.

Maka dikemukakan bahwa, anasir-anasir yang membuat Bung Karno terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan tentu sudah dapat ditebak. Semisal pada jajaran Menteri dalam Kabinet Kerja, yang didominasi oleh tokoh-tokoh komunis. Tentu saja hal ini menjadi jawaban, bahwa pengaruhnya telah membuat konstelasi politik semakin memanas.

Terlebih atas adanya usulan Angkatan Ke-5 yang diajukan oleh golongan komunis, untuk mempersenjatai buruh dan tani. Suatu kebijakan yang ditolak oleh para petinggi Angkatan Darat kala itu. Bahwa Dake menyebutkan, bahwa Bung Karno sendirilah yang merancang perkomplotan terhadap aksi di tanggal 1 Oktober 1965 tersebut.

Lantaran Bung Karno tidak ingin berlarut-larut menghadapi para petinggi TNI yang dianggapnya "keras kepala". Sekilas memang dapat disimpulkan telah terjadi konspirasi dalam menyikapi persoalan tersebut. Tetapi, apakah hanya dari satu faktor itu, Dake dapat menyimpulkan analisisnya?

Parahnya adalah, ketika diungkapkan bahwa Bung Karno "dianggap" memberi instruksi bagi para pemimpin PKI untuk menindak para Jenderal yang membangkang. Sedangkan, menurut Rosihan Anwar dalam buku "Sukarno-Tentara-PKI" telah dijelaskan secara luas kondisi sosial politik yang terjadi pada masa itu.

Begitupula dalam buku "Kronik 65", yang secara detail lebih diungkapkan peran para petinggi PKI beberapa waktu sebelum peristiwa penculikan terjadi. Artinya bahwa, apa yang dikemukakan oleh Dake tidak dapat dipertahankan secara valid, jika bersumber dari narasi pribadi para pelaku yang lebih subjektif dan bersifat pribadi.

Sebuah analisa yang menerangkan bahwa menurunnya kesehatan Bung Karno kemudian dijadikan para petinggi PKI untuk bersikap. Sekiranya hal ini dapat ditelaah lebih realistis, seperti fakta kedekatan Bung Karno dengan Aidit. Tetapi apakah itu sebagai langkah taktis bagi Bung Karno. Jawabannya ada pada pidato Nawaksara Bung Karno dihadapan MPRS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun