Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sultan Hamid II Pencipta Lambang Garuda yang Memihak Belanda

14 Februari 2023   18:00 Diperbarui: 14 Februari 2023   17:58 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Hamid II (sumber: wikipedia)

Banyak kalangan yang mengenal sosok Sultan Hamid II hanya sebatas tokoh pembuat lambang Garuda Indonesia. Kiranya memang benar adanya. Dimana konsep lambang Garuda saat ini berasal dari ide dan gagasan beliau. Tetapi, kisah Sultan Hamid II dalam sejarah Indonesia secara faktual memberi berbagai macam persepsi yang beraneka ragam.

Sebagai seorang tokoh yang besar di kalangan bangsawan Pontianak, beliau kerap terlibat dalam berbagai peristiwa hangat di masa lalu. Baik semasa pendudukan Belanda ataupun Jepang. Kala itu, Sultan Hamid II dianggap sebagai simbol penting bagi Belanda dalam mempertahankan eksistensinya di Indonesia.

Pun juga pada masa Jepang, keterlibatannya dalam panggung politik tidak lain karena kepiawaiannya dalam "mempermainkan" suasana. Sekedar mengambil simpati Jepang, yang kerap berlaku kejam terhadap para tokoh Republik yang pernah bersentuhan dengan KNIL Belanda. Walau pada akhirnya beliau ditangkap selama pendudukan Jepang di Indonesia.

Terlebih Sultan Hamid II merupakan bagian dari Kesultanan Pontianak yang memiliki peran penting pada masa Belanda dan Jepang. Maka tidak heran, beliau pun mendapatkan "perlakuan khusus" selama masa-masa awal Republik berdiri. Apalagi, Belanda kala itu tengah berupaya menguasai kembali Indonesia, dengan strategi Agresi Militernya.

Walau Sultan Hamid II kerap terlibat dalam perundingan antara Indonesia dengan Belanda, dengan bersikap sebagai pihak tengah di BFO dalam Perundingan Konferensi Meja Bundar. Sebagai wakil dari rakyat Kalimantan Barat, beliau kerap bersitegang dengan Soekarno. Hal ini berangkat dari penolakan Sultan Hamid II terhadap konsep Negara Kesatuan pada awal kemerdekaan diraih.

Fyi, Sultan Hamid II ini adalah pendukung gagasan Negara Federal lho, yang atas jasanya kelak dianugerahi jabatan istimewa dari Ratu Belanda. Jabatannya pun tidak main-main, sebagai asisten dan pelayan luar biasa Ratu Wilhelmina pada tahun 1946. Pada tahun 1950, beliau turut terlibat dalam petualangan bersama Westerling ketika mengacau di Jawa Barat.

Nah, disini mungkin kita dapat pahami bersama, bahwa Sultan Hamid II memang lebih memihak Belanda daripada Indonesia. Padahal sebelumnya, beliau sempat terlibat dalam perumusan lambang Negara, yakni Garuda Pancasila. Bahkan, rancangannyalah yang diterima oleh Soekarno seperti yang ditetapkan sebagai lambang Negara hingga kini.

Sebenarnya posisinya sangat dualistis antar Indonesia dengan Belanda. Sejarawan Anhar Gonggong pun sempat menggugatnya sebagai pengkhianat bangsa, lantaran menerima bintang jasa dan jabatan dari Belanda. Apalagi kala itu Indonesia tengah berjuang melawan agresi Belanda. Walau kini banyak yang secara sepihak menyatakan bahwa beliau adalah pahlawan bangsa.

Suatu kontroversi sejarah yang sekiranya belum dapat diputuskan hingga kini. Segala aspek tentu harus dilihat bila hendak menyematkan gelar pahlawan bagi siapapun juga. Tidak lain dan bukan, karena gelar tersebut adalah simbol dari penghargaan bangsa terhadap para pahlawannya di masa lalu. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun