Mikroplastik adalah partikel plastik yang sangat kecil dan berukuran kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik dikategorikan sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3), tetapi nyatanya banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa mikroplastik telah menyebar di sekitar kita melalui udara, air, dan makanan. Hal ini bukan hanya mengancam kesehatan tetapi juga mencemari lingkungan.
Menurut studi yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology menunjukan bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi mikroplastik dengan rata-rata 15 gram per bulan.
"Jumlah di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan negara lain dengan sebagian besar partikel plastik berasal dari sumber air seperti makanan laut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan konsumsi mikroplastik harian sebesar 59 kali lipat dari 1990 hingga 2018" tulisnya dalam laporan studi tersebut, dikutip Sabtu (28/12/2024).
Mikroplastik terdiri dari dua jenis yaitu mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Mikroplastik primer merupakan partikel yang langsung diproduksi dalam bentuk kecil. Contoh mikroplastik primer yang sering kita temui adalah deterjen, kosmetik dan sabun. Sementara Mikroplastik sekunder berasal dari sampah plastik yang berukuran lebih besar dan mengalami penguraian.
Mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui berbagai cara salah satunya melalui minuman. Penelitian yang dilakukan oleh State University of New York at Fredonia bersama organisasi media nirlaba di Amerika Serikat, Orb Media mengungkapkan bahwa 259 botol air minum dalam kemasan yang berasal dari 11 merek di 9 negara termasuk Indonesia 93 persen mengandung mikroplastik. Selain itu, peneliti lain dari Universitas McGill juga menjelaskan bahwa menyeduh satu kantong teh plastik menghasilkan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik ke dalam air.
Tak hanya itu, sebuah studi yang dilakukan North Dakota State University menunjukan bahwa penggunaan talenan plastik dapat menimbulkan 1.536 hingga 7.680 serpihan plastik dari gesekan talenan. Artinya, penggunaan talenan plastik berpotensi meningkatkan perpindahan mikroplastik ke makanan.
"Studi kami mengasumsikan bahwa rata-rata orang melakukan 500 pemotongan per hari di sebuah talenan atau 128.000 pemotongan per tahun. Mengingat angka tersebut, paparan mikroplastik kumulatif berkisar antara 7,4 hingga 50,7 gram per tahun," Jelas Himani Yadav, seorang mahasiswa doktoral, asisten peneliti, dan asisten pengajar di North Dakota State University
Dampak yang Ditimbulkan Mikroplastik
  1. Bagi Kesehatan
- Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh iritasi pada dinding usus dan mengganggu penyerapan nutrisi
- Gangguan reproduksi, obesitas, dan metabolisme yang disebabkan bisphenol A (BPA) dan phthalates
- Peradangan paru-paru karena menghirup mikroplastik dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit pernapasan jangka panjang
  2. Bagi Lingkungan
- Mencememari habitat laut dan mengganggu keseimbangan ekosistem
- Kesuburan tanah terganggu akibat mikroplastik yang terbuang ke tanah
- Kualitas udara menurun akibat pembakaran plastik dan aktivitas industri
Bagaimana Cara Menghindari Mikroplastik?
- Menghindari meminum air langsung dari botol plastik dan menggunakan botol stainless steel atau kaca
- Mengurangi konsumsi makanan laut yang berisiko mengandung mikroplastik
- Menggunakan kemasan makanan yang ramah lingkungan
- Menghindari penggunaan plastik pada saat memanaskan makanan
- Menhindari penggunaan sedotan plastik sekali pakai
- Menggunakan tas belanja ramah lingkungan dan hindari kantong plastik
Bagaimana jika Sudah Memakan Mikroplastik?
- Mengonsumsi makanan yang berserat tinggi seperti sayur-sayuran untuk membantu mengeluarkan mikroplastik dari tubuh
- Mengonsumsi daun moringa secara rutin karena mengandung antioksidan yang membantu detoksifikasi an melindungi tubuh dari efek buruk mikroplastik
- Memperbanyak minum air putih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H