Christian Rahadi atau yang tenar dengan nama legendaris CHRISYE, lahir di Jakarta, 16 September 1949 -- berpulang pada 30 Maret 2007. Memulai karir sebagai musisi sejak penghujung 60-an, Chrisye mulai bersinar di penghujung 70-an dengan title Lilin-lilin Kecil, Badai Pasti Berlaludan Sabda Alam.Â
Kebanyakan orang Indonesia berusia 35-an keatas sempat mengidolakan musisi legendaris ini. Tak mungkin dilupakan di pada pertengahan 80-an ketika, radio-radio top tanah air setiap hari kebanjiran pesanan pemirsanya untuk memutar lagu-lagu besutan Chrisye. Seperti title Hura-hura, Aku Cinta Diadan Nona Lisa.
Lirik lagu-lagu Chrisye kebanyakan bertema asmara. Namun, pada beberapa lagunya yang jauh dari kesan cengeng, terselip pesan moral dan religi yang kuat. Seperti pada lagunya yang sempat Booming ditengah riuhnya blantika musik pop Indonesia era 90-an, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.Â
Akan datang hari
Mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita
Lagu dengan aransemen orchestra asuhan Erwin Gutawa inilah yang menjadi soundtrack film "Chrisye" besutan sineas muda sarat pengalaman, Rizal Matovani. Sementara, skenario yang menceritakan perjalanan seorang 'Chrisye' digarap seksama oleh Alim Studio. Bintang muda berbakat, Vino Bastian dipercaya untuk memerankan sosok sang maestro.
Masih ingat film besutan Rizal di masa awal ia memulai kariernya sebagai sineas layar lebar, yang sempat pada waktu itu menghebohkan hingga ke Hollywood? Â Ya, Jalangkung! Bayangkan..., bagaimana dengan "Chrisye" saat Rizal sudah jauh lebih kaya akan pengalaman, kini!
So, mari siapkan fisik untuk jangan kendur bila harus rela mengantri tiket bioskop hingga berjam-jam. Percayalah, tak akan pernah ada sesal meski kaki pegal mengantri karena, "Chrisye? Never die!"
Tulisan ini dipersembahkan untuk sang Maestro, yang selalu abadi dalam setiap karya dan inspirasi.