Tanah para Tukang Sulap! Itulah rata-rata orang Jepang menyebut Indonesia! Ah, jangan bangga dulu! Mereka bukan bermaksud memuji, lho! Sebutan itu meluncur karena mereka terheran-heran dengan budaya kerja bangsa kita. Bagaimana tidak, sebelum memulai sesuatu, orang kita terbiasa menggunakan 1001 akal. Saking terbiasanya, terciptalah budaya akal-akalan yang berkembang pesat ditengah-tengah masyarakat. Bukan hanya orang-orang Jepang, eksekutif barat menamai pekerja kita yang ahli akal-akalan dengan panggilan, "Mr. Ali Baba,!" maksudnya, "Simsalabim, BoOM!"
¤
Di suatu pabrik, Seorang eksekutif Jepang pernah geleng-geleng kepala ketika melihat pekerja kita menggunakan obeng ujung min untuk memutar skrup ujung plus. Pangkal genggaman obeng diketok palu hingga skrup plus melesak, pas buat mata min obeng. Kalau hal kecil seperti itu saja sudah membuat orang asing terheran-heran, apalagi onderdil bus diganti dengan onderdil mesin giling padi? Mereka mungkin bisa pingsan sebelum diminta untuk menguji coba teknologi baru, ikut duduk dalam bus bermesin penggilingan padi.
¤
Bila keadaan benar-benar darurat, seperti dalam film-film MacGyver mungkin akal-akalan dapat dibenarkan. Tetapi dalam rangka bisnis transportasi, membawa manusia!? Tidaklah pantas hanya demi memperoleh keuntungan ganda, puluhan nyawa penumpang dipertaruhkan! Bagaimana bila diantara penumpang ada putera-puteri kita? Dan Siapa pula sudi tewas diatas bus bermesin penggilangan padi!? Tidak ada!
¤
Bus Rukun Sayur cukuplah tragedi di Km 202 ruas Tol Panci-Palimanan tidak pernah dan tidak akan pernah terulang sampai kapanpun! Semoga tidak ada yang mendahului dan mengajarkan akal-akalan itu padamu, ataupun malah meniru jalanmu, amin!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H