Mohon tunggu...
Novita Maria
Novita Maria Mohon Tunggu... Penulis lepas -

infodanproduk.com http://gudanginfodanproduk.blogspot.co.id/ Email : novitamariagassner@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesiaku, Mengapa Onderdil Bus Kau Ganti Penggiling Padi?

16 Juli 2015   18:52 Diperbarui: 16 Juli 2015   18:52 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanah para Tukang Sulap! Itulah rata-rata orang Jepang menyebut Indonesia! Ah, jangan bangga dulu! Mereka bukan bermaksud memuji, lho! Sebutan itu meluncur karena mereka terheran-heran dengan budaya kerja bangsa kita. Bagaimana tidak, sebelum memulai sesuatu, orang kita terbiasa menggunakan 1001 akal. Saking terbiasanya, terciptalah budaya akal-akalan yang berkembang pesat ditengah-tengah masyarakat. Bukan hanya orang-orang Jepang, eksekutif barat menamai pekerja kita yang ahli akal-akalan dengan panggilan, "Mr. Ali Baba,!" maksudnya, "Simsalabim, BoOM!"

¤

Di suatu pabrik, Seorang eksekutif Jepang pernah geleng-geleng kepala ketika melihat pekerja kita menggunakan obeng ujung min untuk memutar skrup ujung plus. Pangkal genggaman obeng diketok palu hingga skrup plus melesak, pas buat mata min obeng. Kalau hal kecil seperti itu saja sudah membuat orang asing terheran-heran, apalagi onderdil bus diganti dengan onderdil mesin giling padi? Mereka mungkin bisa pingsan sebelum diminta untuk menguji coba teknologi baru, ikut duduk dalam bus bermesin penggilingan padi.

¤

Bila keadaan benar-benar darurat, seperti dalam film-film MacGyver mungkin akal-akalan dapat dibenarkan. Tetapi dalam rangka bisnis transportasi, membawa manusia!? Tidaklah pantas hanya demi memperoleh keuntungan ganda, puluhan nyawa penumpang dipertaruhkan! Bagaimana bila diantara penumpang ada putera-puteri kita? Dan Siapa pula sudi tewas diatas bus bermesin penggilangan padi!? Tidak ada!

¤

Bus Rukun Sayur cukuplah tragedi di Km 202 ruas Tol Panci-Palimanan tidak pernah dan tidak akan pernah terulang sampai kapanpun! Semoga tidak ada yang mendahului dan mengajarkan akal-akalan itu padamu, ataupun malah meniru jalanmu, amin! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun