Pemimpin adalah perisai umat
Kebijakan-kebijakan yang tidak pernah berpihak pada kepentingan rakyat sejatinya penampakan kerakusan dan keserakahan kaum kapitalis-oligarki yang bersembunyi di balik topeng kebijakan pemerintah.
Peraturan perundangan bukannya digunakan untuk kepentingan rakyat, tetapi malah untuk membela kepentingan kapitalis, meski hal itu harus menzalimi rakyat sendiri dengan merampas ruang hidup mereka. Lebih ironis lagi, fenomena ini dilindungi oleh sistem demokrasi yang jargonnya "dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Namun, ternyata semua itu omong kosong.
Pemerintah semestinya tidak memihak dan tidak membela swasta. Hal ini menegaskan bahwa pemerintah telah gagal menjadi perisai (junnah) bagi kepentingan rakyatnya.
Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya seorang imam adalah junnah (perisai), orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah 'azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya." (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, dan Ahmad).
Seorang imam/pemimpin adalah perisai/pelindung, dia akan mencegah musuh-musuh menyerang, menjaga manusia, tidak akan menghancurkan manusia yang lain, serta menjaga tegaknya aturan Islam. Di hadapan seluruh kezaliman akibat penerapan sistem demokrasi dan ideologi kapitalisme, jelas umat saat ini membutuhkan perisai, sebagaimana Rasulullah saw. memerintahkan agar dengan perisai itulah umat ini dapat dilindungi.
Wallahu a'lam bisshawab....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H