Oleh : Novita Ekawati
________________
Ungkapan "Berakal tapi tak berpikir" layak untuk disandang bagi mereka yang menggunakan akalnya hanya untuk menuruti hawa nafsunya. Tidak menjalankan syariatNya, malah mencaci para pendakwah agamaNya.
Sungguh kemurkaan bagi Allah swt. yang telah memberikan manusia potensi berupa akal yang sempurna untuk bisa membedakan mana yang salah (batil) dengan yang benar (haq).
Semua dilanggar tanpa lagi menerima norma-norma yang ditetapkan agama, apakah itu halal ataukah haram semua dijalankan. Manusia menjadi budak nafsu, sebagaimana firmanNya,
"Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang syaitan menjadikan dia memandang baik perbuatannya dan mengikuti hawa nafsunya?". (QS. Muhammad : 14)
Mereka tenggelam dalam kebijakan yang mereka putuskan dalam relung-relung jiwa yang terkungkung nafsu, sehingga tidak bisa melihat kebenaran yang datang kepadanya.
Setidaknya Allah swt., memberikan kesempatan manusia untuk memilih jalan yang akan diambil dalam hidupnya. Apakah dirinya akan taat kepada Allah swt, ataukah ia membangkang setiap perintah Rabb-nya yang sudah termaktub dalam al Qur'an dan as Sunnah.
-----------------
Berpikir adalah jalan menuju iman yang teguh. Berpikir yang menyeluruh (kulliyah) tentang manusia, kehidupan dan alam semesta, serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum alam kehidupan dan sesudah kehidupan.