Oleh   : Novita Anggi Pertiwi Mahasiswa D3 Keperawatan Unair
Hai, Kompasianer kalian pasti sudah tidak asing dengan istilah "remaja jompo" iya kan? Nah, Â remaja Indonesia saat ini sering banget lho menyebut dirinya sebagai orang jompo disebabkan karena mereka merasa sering mengalami pegal-pegal, sakit punggung, mudah kelelahan serta lemah, dan masuk angin.Hal ini dapat terlihat dari fenomena trend fyp di tiktok yang muncul dimana para remaja membeberkan dirinya sebagai jiwa lansia berkedok remaja atau menyebut dirinya dalam aliansi Ikatan/Persatuan Remaja Jompo Indonesia sambil memperlihatkan stater pack (kebutuhan obat) yang diperlukan seperti koyo, minyak kayu putih & minyak angin, tolak angin.Padahal justru seharusnya remaja berjiwa muda, memiliki semangat serta antusiasme yang tinggi, dan pantang menyerah untuk mengeksplor bakat dan lingkungan yang lebih luas.
Mari kita pahami dulu definisi dari kata remaja dan juga jompo ini.Jadi remaja merupakan sebuah masa peralihan dari usia anak-anak menjadi dewasa.Menurut BKKBN yang termasuk dalam kategori remaja adalah mereka yang berusia 10-24 tahun serta belum menikah.Sedangkan kata jompo dalam KBBI adalah istilah untuk menunjukkan tua renta, uzur, tua sekali, atau kondisi fisik lemah sekali.Istilah remaja jompo terkenal dan sering digunakan mulai tahun 2021 ketika Indonesia dalam pandemi covid 19.
Lantas, kira-kira apa saja yang menyebabkan kondisi jompo pada remaja? Yuk, mari simak beberapa alasan berikut ini
- Stress (aspek psikologis)
Seperti yang kita ketahui bahwa pandemi covid 19 menyebabkan perubahan aktivitas yang harusnya dilakukan tatap muka menjadi daring (online), termasuk didalamnya aktivitas remaja sebagai pelajar/mahasiswa harus belajar online (PJJ) maupun bekerja secara WFH.Setiap perubahan pasti membutuhkan proses adaptasi agar menjadi terbiasa.Terlebih diketahui bahwa usia remaja adalah masa pencarian jati diri serta validasi yang selalu menginginkan kebebasan.Nah, dalam prosesnya stressor (tuntutan) yang belum atau tidak dapat dipenuhi ini akan menimbulkan stress.Stress merupakan kondisi individu ketika beban yang harus ditanggung diluar kemampuannya untuk mengatasi.Respon stress secara fisiologis yang muncul yaitu ketegangan pada jaringan otot (pegal), kondisi imunitas rendah sehingga mudah terkena infeksi & terserang penyakit karena imun lemah.Untuk itu, keep in mind to happy.
- Posisi duduk yang salah & terlalu lama
Pembelajaran daring dan WFH mengharuskan  para remaja ketika menjalani aktivitas tersebut untuk duduk dalam waktu lama memandangi layar gadget atau laptop.Posisi duduk yang tidak ergonomis (nyaman) adalah posisi duduk yang salah sebab memicu pembebanan pada bagian tubuh tertentu.Padahal tak tanggung-tanggung mereka bisa bertahan pada posisi duduk ini selama berjam-jam lamanya.Sehingga mengalami keluhan muskuloskeletal dalam jangka waktu pendek seperti nyeri pada sistem gerak atas, bahu, leher,dan terutama pada punggung.
- Kurang aktivitas fisik
Sudahlah diketahui kegiatan belajar dan bekerja dialihkan ke daring (online), serta pembatasan kegiatan diluar rumah.Tentunya membuat para remaja yang notabenenya hanya bermobilisasi untuk bersekolah dan bekerja menjadi kurang gerak (aktifitas fisik).Di rumah mereka paling hanya berpindah dari meja-kasur-kamar mandi.Dan jika ada waktu senggang cenderung dihabiskan untuk rebahan atau goleran di kasur.Dimana dengan kurangnya aktifitas fisik maka metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi juga berkurang.
- Anemia & Hipotensi (darah rendah)
Anemia yaitu kondisi ketika sel darah merah tubuh kekurangan hemoglobin untuk mengikat oksigen yang diedarkan ke seluruh jaringan tubuh sehingga menyebabkan tubuh menjadi pusing, lemas, dan letih.Dan penyakit hipotensi adalah kondisi tekanan darah rendah, dimana darah dari jaringan perifer lama kembali ke jantung sehingga aliran darah dari jantung menjadi lambat, pada remaja karena keseringan tidur (rebahan).
Sumber Referensi:
Ariyanto, E. A. (2016). Tingkat Stress Pada Remaja Di Lapas Anak Blitar. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 5(03).Â
Baderi, B., & Andriani, S. (2019). Hubungan lama bermain game online personal computer dengan nyeri punggung pada remaja. Jurnal Keperawatan, 17(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H