Mohon tunggu...
Novisya Nurhikmah
Novisya Nurhikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis merupakan kegemaran saya sejak kecil. Dengan menulis saya dapat mengekspresikan diri sekaligus mengembangkan kreativitas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

AI vs Joki: Mana yang Lebih Berbahaya bagi Masa Depan Pendidikan?

25 Desember 2024   08:59 Diperbarui: 25 Desember 2024   08:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto wisuda (Sumber: Pinterest)

Meski niatnya hanya untuk mencari sebuah referensi, hal tersebut akan sangat berdampak pada kebiasaan peserta didik. Minat membaca di kalangan peserta didik akan semakin menurun, dan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Jika hal tersebut kian meningkat, bagaimana negara ini merealisasikan Indonesia Emas 2045?

Berdasarkan survei yang dilakukan Tirto.id, menunjukkan sebanyak 86,21 persen siswa maupun mahasiswa di Indonesia sering menggunakan AI dalam menyelesaikan tugasnya. Salah satu contoh AI yang marak digunakan peserta didik adalah ChatGPT. AI tersebut dapat diandalkan oleh peserta didik dalam merumuskan ide, menyusun paragraf, dan meningkatkan kelancaran penulisan. Akan tetapi, jika menggunakan ChatGPT tanpa diparafase akan meningkatkan plagiarisme dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut sangat ditentang oleh undang-undang di Indonesia.

Penggunaan AI dan jasa joki merupakan permasalahan yang besar apabila dilakukan secara terus-menerus ketika mengemban pendidikan. Solusi pertama yang dapat meminimalisir permasalahan tersebut adalah menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik, seperti mengajarkan nilai-nilai integritas, disiplin dan tanggung jawab. Kedua mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan tidak hanya bergantung pada nilai akademik saja. Pendidik perlu memantau para peserta didik dengan penilaian karakter, keterampilan, dan sosial. Ketiga membangun komunikasi yang baik bagi pendidik dan orang tua dalam memantau proses pembelajaran siswa maupun mahasiswa.

Penggunaan AI (Artificial Intelligence) dan jasa joki dalam proses pendidikan merupakan suatu hal yang negatif apabila dijadikan sebuah pedoman dan membuat ketergantungan bagi peserta didik. Meskipun dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik, penggunaan AI dan jasa joki dapat menurunkan kretivitas, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan akademik.

Solusi yang dapat ditawarkan untuk meminimalisir ketergantungan tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu menanamkan pendidikan karakter, mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif, dan membangun komunikasi yang baik bagi pendidik dengan orang tua. Dengan melakukan semua solusi tersebut, tingkat ketergantungan peserta didik terhadap penggunaan AI dan jasa joki akan menurun. Masa depan Indonesia akan semakin cerah apabila generasi penerusnya memiliki karakter dan pengetahuan yang berkualitas. Sehingga dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun