Tanaman kelor, temulawak dan kencur merupakan topik yang utama dalam kegiatan ini. Adapun berikut adalah informasi mengenai manfaat dan cara penanaman tanaman kelor, temu lawak dan kencur.
1. Tanaman Kelor
Bagian tanaman kelor yang sering dimanfaatkan adalah pada bagian daun. Daun kelor bermanfaat untuk meningkatkan gizi karena memiliki kandungan 25x zat besi bayam, 4x beta karoten wortel, 3x kalium pisang, 7x vitamin C jeruk, 4x kalsium susu, 2x protein yogurt dan sebagai sumber vitamin B. Adanya kandungan zat besi dalam daun kelor dapat mencegah dan mengatasi anemia.
Zat besi bermanfaat dalam meningkatkan produksi hemoglobin di tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam darah. Daun kelor juga dapat meningkatkan produksi air susu ibu karena adanya kandungan senyawa fitosterol, sitosterol, dan stigmasterol.
Pembudidayaan tanaman kelor dapat dilakukan dengan teknik pembibitan biji kelor dan teknik stek batang kelor. Proses penanaman dengan teknik pembibitan biji kelor membutuhkan waktu tumbuh yang lebih lama dibandingkan dengan melalui teknik stek batang.
Cara menanam tanaman kelor dengan teknik pembibitan biji yaitu:
- Pilih biji kelor yang berkualitas baik lalu jemur biji di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu jam agar biji kering.
- Siapkan campuran tanah dengan pupuk kandang ke dalam polybag.
- Buang kulit luar biji dan taburkan biji tersebut dengan kedalaman sekitar 3 cm dan jarak 5 cm lalu tunggu hingga bertunas.
- Siram seminggu sekali atau lebih tergantung pada iklim. Penyiraman dilakukan agar media tanah tetap lembab namun jangan sampai tergenang oleh air.
Cara menanam tanaman kelor dengan teknik stek batang yaitu:
- Potong dahan pohon kelor dengan panjang 50 – 70 cm dan diameter 3 – 5 cm. Semakin panjang dan besar batang kelor, semakin tinggi harapan hidup kelor.
- Potong serong ujung batang tangkai yang akan dijadikan bibit, pastikan pucuk akan tumbuh ke atas lalu tancapkan tangkai yang runcing ke dalam polybag atau pot yang berisi campuran tanah dan pupuk kandang.
- Tunggu hingga tunas dan ranting baru tumbuh.
- Sesuaikan penyiraman sampai area tanam lembab. Hindari tanah tergenang air dalam waktu lama karena dapat menyebabkan pembusukan akar.
2. Temu lawak
Temu lawak dikenal sebagai peningkat nafsu makan. Manfaat lain dari temu lawak adalah untuk mengurangi dyspepsia atau ketidaknyamanan pada perut bagian atas akibat masalah asam lambung atau penyakit maag.
Adapun cara penanam temu lawak adalah sebagai berikut.
- Pilih bibit temulawak yang berkualitas dari rimpang induk berukuran besar dan berumur 10-12 bulan.
- Potong rimpang menjadi 3-4 bagian, masing-masing dengan 2/3 tunas.
- Temulawak dijemur terlebih dahulu selama 3 jam sehari. Waktu pengeringan berlangsung sekitar 5 hari.
- Tancapkan rimpang yang sudah tumbuh mata tunas ke dalam media tanam yang sudah dilubangi sesuai dengan ukuran bibit dan pastikan mata tunas mengarah ke atas.
- Tutup kembali lubang pada tanah tersebut lalu berikan air secukupnya agar tanah menjadi lembab.
- Temulawak dapat dipanen pada umur 8 hingga 10 bulan. Jika rimpang temulawak sudah besar, berwarna kuning kecoklatan dan daunnya berubah menjadi kuning serta kering, artinya temulawak sudah siap dipanen. Disarankan untuk segera memanen temulawak setelah tampak siap panen.
3. Kencur
Kencur dapat bermanfaat untuk meredakan gejala batuk, membantu keluarnya dahak, muntah-muntah, menguatkan pencernaan, menghilangkan rasa sakit, dan masuk angin. Adapun kencur juga berfungsi untuk merangsang nafsu makan sehingga dapat mencegah terjadinya stunting.
Berikut adalah cara menanam rimpang kencur.
- Pilih rimpang kencur yang cukup tua yaitu sekitar 10-12 bulan dan sudah memiliki calon tunas. Jika rimpang belum bertunas, jauhkan bibit dari sinar matahari langsung selama beberapa hari hingga tumbuh tunas.
- Tanam satu atau dua rimpang bibit kencur yang sudah bertunas dalam media tanam dan tempatkan tunas ke atas.
- Siram tanaman sampai tanah menjadi lembab.
- Kencur mulai panen sekitar umur 6-10 bulan, tergantung kesuburan tanah, unsur hara dan perawatan tanaman.
Referensi :
Krisnadi, A. D. (2015). Kelor Super Nutrisi. Kunduran Blora: Moringa Indonesia.
Mahmud, M.K., Hermana, Nazarina, Marudut, S., Zulfianto, N.A. (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.