Mohon tunggu...
Novi Siska Amalia
Novi Siska Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Nama saya Novi Siska Amalia dengan panggilan Novi atau Ica. Semoga artikel yang saya buat dapat bermanfaat untuk kalian para pembaca🙏🏻

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Edukasi Pemanfaatan dan Praktik Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Guna Mencegah Stunting di Desa Murung Raya

29 Agustus 2022   13:03 Diperbarui: 29 Agustus 2022   15:57 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Penanaman Temulawak dan Kencur

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah beberapa jenis tanaman obat pilihan yang berkhasiat sebagai obat yang ditanam di pekarangan rumah atau lingkungan rumah. 

TOGA dapat berfungsi sebagai penyembuh penyakit (kuratif), sebagai usaha pencegahan terhadap penyakit atau meningkatkan kesehatan. Beberapa contoh tanaman obat keluarga yang sering dibudidayakan adalah seledri, sirih, kencur, temu lawak, kunyit, dan sebagainya.

Stunting adalah suatu kondisi di mana seseorang lebih pendek dari populasi umum (seusia). Stunting pada balita atau rendahnya tinggi/panjang badan menurut usia merupakan indikator malnutrisi atau kekurangan gizi kronis. 

Malnutrisi dapat terjadi saat bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, namun baru terlihat setelah anak berusia 2 tahun, di mana status gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang anak.

Target edukasi pemanfaatan dan praktik budidaya TOGA ini adalah warga Desa Murung Raya, Kecamatan Bakumpai, Barito Kuala. Edukasi ini dilakukan guna mencegah kurangnya gizi pada ibu hamil dan balita sehingga stunting dapat dicegah. 

Kegiatan dilakukan pada 15 Agustus 2022 dan dihadiri oleh 10 orang dari ibu balita dan ibu rumah tangga. Tanaman obat keluarga yang dijelaskan kepada warga dan bermanfaat untuk mengatasi stunting diantaranya tanaman kelor, temu lawak dan kencur. Peserta edukasi juga diberikan penjelasan mengenai cara menanam ketiga tanaman tersebut. 

Peserta diberikan penjelasan bahwa agar ketiga tanaman tersebut dapat diterima dengan baik oleh balita, bagian tanaman yang bermanfaat dapat diolah menjadi makanan atau minuman yang kreatif seperti pudding, es lilin, es krim, kripik daun kelor, teh daun kelor dan lain-lain untuk meningkatkan nafsu makan anak.

Setelah penyampaian materi, dilakukan sesi tanya jawab antara masyarakat yang hadir dan pemateri. Peserta edukasi sangat antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi baik terhadap ketiga TOGA tadi maupun tanaman yang lain yang berkhasiat sebagai obat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para peserta.

Kegiatan diakhiri dengan praktik bersama menanam ketiga tanaman tersebut ke dalam pot. Peserta yang ingin mendapatkan tanaman juga berhak menanam di polybag dan media tanah yang telah disediakan untuk dibawa pulang. Peserta diberikan brosur agar peserta dapat membaca kembali informasi yang telah didapat.

Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Poster mengenai manfaat ketiga tanaman tersebut juga ditempel ke beberapa tempat di Desa yang ramai dikunjungi seperti masjid, poskesdes, PAUD, dan Sekolah Dasar sehingga bagi warga yang tidak dapat berhadir dan mengikuti kegiatan ini dapat tetap membaca dan mendapatkan informasi penting tentang menfaat tanaman kelor, temulawak dan kencur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun