Metode penelitian dalam penelitian ini berupa penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dimaksud untuk mendapatkan gambaran mengenai sebuah masalah. Metode penelitian yang digunakan studi kasus untuk mengetahui gangguan self-esteem pada remaja usia 17-18 tahun di lingkungan pertemanan. Sumber data yang terkumpul yaitu berupa data primer. Dalam studi kasus ini yang merupakan data primer meliputi remaja yang mengalami gangguan self-esteem pada remaja usia 17-18 tahun di lingkungan pertemanan. Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dari penelitian. Prosedur pengumpulan data yang digunakan berupa observasi dan wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini membahas mengenai gangguan self-esteem pada remaja usia 17-18 tahun di lingkungan pertemanan penulis. Peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap 4 orang teman yang berusia 17-18 tahun, serta fokus utama dalam wawancara yaitu membahas mengenai gangguan self-esteem. Adapun hasil observasi serta wawancara sebagai berikut:
Hasil wawancara kepada teman penulis
Hasil wawancara yang diperoleh peneliti dari kelima pertanyaan yang diajukan saat proses wawancara berlangsung berupa.
Dari keempat teman peneliti mengungkapkan bahwa yang membuat mereka merasa percaya diri adalah ketika mereka mendapatkan dukungan, berada dilingkungan pertemanan yang positif, fisik yang menurut mereka menunjang kepercayaan diri sebagai contoh : tinggi badan, serta tidak menghiraukan perkataan orang lain yang membuat mereka kurang percaya diri
Mereka juga mempunyai pengalaman khusus yang mempengaruhi kepercayaan diri misalnya: merasa minder dengan pencapaian orang lain, mendapatkan perundungan/bullying dari teman, merasa kurang yakin.
Peneliti juga bertanya mengenai cara keempat teman mengendalikan diri ketika dalam keadaan kurang percaya diri. Hal yang mereka lakukan ialah berpikir positif, menjauh dari keramaian, mengalihkan pola pikir yang awalnya merasa takut menjadi tenang, dan mencoba bangkit lagi ketika merasa gagal.
Ketika mereka merasa gagal rata-rata dari mereka pasti akan selalu menyalahkan dirinya sendiri, mereka beranggapan jika mereka gagal pengaruh utamanya ialah diri mereka sendiri.Â
Sedangkan, berdasarkan hasil observasi dampak yang ditimbulkan dari gangguan self-esteem terhadap kelima teman peneliti ketika dalam keadaan yang mengganggu selfl-esteem pasti dari mereka akan meberikan respon yang berbeda-beda tiap individu. Self-esteem ini juga dirasakan dalam keadaan mental mereka, jika dalam kondisi yang mengganggu self-esteemnya pasti dari mereka akan berubah kondisi dirinya seperti menimbulkan emosi negatif, menimbulkan perasaan putus asa, dan menyulitkan mempertahankan pandangan positif terhadap kehidupan.
Selain itu, faktor yang mempengaruhi self-esteem ini berasal dari faktor internal dan juga eksternal. Seperti contoh: orang tua, teman, pendidikan, diri sendiri, lingkungan dan pencapaian prestasi. Maka hal yang dapat dilakukan ketika merasa sedang tidak percaya diri adalah :