Dalam memelihara kestabilan nilai Rupiah ini, Bank Indonesia akan menjaga dua aspek penting yaitu kestabilan terhadap barang dan jasa yang digambarkan dalam tingkat inflasi (stabilitas harga barang akan menentukan apakah nilai dari Rupiah terhadap barang dan jasa meningkat atau menurun dari waktu ke waktu) dan kestabilan nilai tukar terhadap mata uang Negara lain.
Sejak diresmikannya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Republik Indonesia pada tahun 1953, sampai dengan sekarang Bank Indonesia telah memiliki 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri dan Lima Kantor Perwakilan Luar Negeri (Tokyo-Jepang, Singapura, London-Inggris, New York-Amerika Serikat dan Beijing- China) serta memiliki 1 Kantor Pusat di Jakarta.
Â
Â
Harapan Baru Untuk Indonesia
Â
Saat ini (2018-sekarang), Bapak Perry Warjiyo menjadi Gubernur Bank Indonesia yang ke-16.
Menurut Bapak Darmin Nasution yang pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan pernah juga menjadi Gubernur  Bank Indonesia, "Figur Bapak Perry Warjiyo merupakan sosok yang sangat tepat menjadi Gubernur Bank Indonesia, karena beliau memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang ekonomi moneter, tentunya sangat memahami seluk beluk ekonomi dan kebijkaan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, dan perdagangan elektronik e-commerrce, maka tentu ini menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi di negeri ini".
Â
BI Peka Terhadap PerubahanÂ
Berbagai penghargaan dan keberhasilan yang diperoleh Bank Indonesia tentunya memberikan harapan positif kebangkitan perekonomian Indonesia. Namun tahun ini juga merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Bank Indonesia dalam menjalankan fungsinya yang strategis dalam otoritas moneter, yaitu: adanya perubahan lanskap ekonomi global yang tumbuh tidak merata dan penuh ketidakpastian dan normalisasi moneter serta perkembangan ekonomi dan keuangan digital.