Namun itulah kenyataan yang harus diterima dalam buka bersama. Anggap saja itu tantangan yang terjadi dalam niat baik untuk bersilaturahmi. Apakah Allah memberikan pahala untuk itu? Pasrah saja pada Allah. Allah tentunya sangat adil untuk menilai semuanya.
Namun bisa saja untuk berlomba dalam meraih yang terbaik. Semua itu bisa dilanjutkan silaturahmi secara pribadi, saling berkunjung pada saat hari biasa. Dengan ketentuan, silaturahmi yang menyenangkan yaitu saling bergembira, mengekpresikan kegembiraan itu, saling membantu, ataupun saling memberi hadiah.
Bukber macet, penuh sejak biarkan saja berlalu, itu juga bagian dari pengalaman dalam kehidupan yang mahal harganya. Semua itu menjadi kenangan saat Ramadhan yang belum tentu akan dipertemukan dengan Ramadhan selanjutnya. Hanya doa yang senantiasa terpanjatkan pada Allah agar dijaga dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan mendatang. Aamiin. Semoga Allah mengabulkan doa kita.
Dra. Novi Saptina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H