3. drg. Moh Tejowongso, Drg lulusan Jerman dan Universitas Indonesia
4. Moh. Akbar Nurpatria, bergerak di bidang agama dan Ekonomi Syariah
5. dr. Nugraheni Irda, DsPD, M. Kes, bergerak di bidang Kedokteran Penyakit Dalam
“Syukur Alhamdulillah, pada Allah yang sudah memberikan penerus saya.” begitu katanya ketika ditanya perasaannya disela-sela makan bersama usai wisuda di suatu rumah makan yang sudah tidak asing lagi di tengah kota Solo.
Dr. Sotomo dan istri menerima ucapan selamat dari tamu-tamu dengan senyum cerah dan ketulusan serta bahagia yang terpancar di wajahnya.
Makam Orang Tua
Ternyata acara terakhir adalah terpusat di makam orang tua. Suatu yang mengagetkan namun membuat orang harus menyadarinya yaitu harus belajar dari peristiwa ini, bagaimana manusia harus mengingat asal–usulnya. Manusia diciptakan Tuhannya melalui orang tuanya yang membesarkan dengan susah payah.
Dokter ini beserta istri mengajak semua anaknya untuk mengenang ini semua dengan menutup acara berkunjung ke makam orang tuanya di Pajang, Solo. Makam dari Eyang dr. Nugraheni Irda dan drg. Mohammad Tejowongso.
Semuanya bersimpuh di makam orang tuanya, meskipun masih memakai pakaian wisuda, harus tetap bersimpuh untuk orang yang menghadirkannya ke muka bumi dan mengantarkan sukses pada kariernya yaitu eyangnya.
Ajaran dan tauladan yang haru dipelajari manusia sekarang agar tidak terlambat sebuah generasi memaknai secara mendarah mendaging (internalized) bahwa setinggi apapun kesuksesan harus kembali bersimpuh menghargai jasa orang tua yang menghadirkan ke bumi.
Kelak anak-anaknya akan menularkan kembali tauladan ini pada anak-anaknya lagi sebagaimana sekarang orang tua mereka memberikan tauladan padanya saat ini.