Mohon tunggu...
Novi Saptina
Novi Saptina Mohon Tunggu... Guru - Guru berprestasi di bidang bahasa dan menaruh perhatian pada kajian sosial dan budaya

Penulis adalah guru. Dalam bidang seni, dia juga menulis skenario drama musikal dan anggota paduan suara. Penulis juga sebagai pengurus lingkungan sekolah. Pada jurnalistik, penulis adalah alumni Akademi Pers dan Wartawan dan turut berpartisipasi sebagai kolumnis koran hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Uang Melindungi Keluarga?

16 Mei 2016   20:13 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga adalah awal dari masyarakat. Apabila mayarakat terdiri dari keluarga-keluarga yang baik. Maka akan baiklah masyarakat tersebut. Untuk itu, perencanaan dalam keluarga sangat penting, agar tercipta keluarga yang kuat lahir maupun batin.

Perencanaan itu meliputi pendidikan ataupun dana agar anak-anak dalam keluarga bisa mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga tidak menjadi generasi yang lemah.

Untuk itu  perlu dipersiapkan dengan baik. Terutama dana untuk mewujudkan hal tersebut.

Perencanaan keuangan

Seseorang dalam kehidupannya merencanakan keuangan sejak sebelum menikah, sesudah menikah, sebelum melahirkan, sesudah melahirkan, dan selama anak bersekolah. Dengan perencanaan yang dilakukan seperti ini maka pada waktu anak sudah mulai sekolah tentu sudah tidak terjadi gejolak yang mengagetkan dalam bidang keuangan. Dengan demikian, berarti masalah pendidikan anak yang merupakan penolong utama mengentaskan dari kelemahan generasi adalah masalah yang sudah terpecahkan dan tersiapkan.

Menurut data OJK, di Indnesia tingkat literasi keuangannya adalah 28 % ,sebuah angka yang sedikit. Namun,  ada pengamat keuangan mengatakan bahwa di Indonesia memang orang senang menabung.

Hasil survei menunjukkan bahwa keuangan di Indonesia sukses dikelola olah isteri, ada survei yang menunjukkan hal itu prosentasenya 51 %. Namun ada yang survei mengemukakan prosentase kepengurusan keuangan oleh isteri ini adalah 75%. Hal ini dicermati oleh peneliti untuk memberdayakan perempuan pengelola keuangan keluarga benar-benar handal mengelola keuangan seperti harapan perencana keuangan yang sebenarnya.

Ada survei yang mengemukakan bahwa 26% perempuan Indonesia memiliki rencana keuangan pensiun yang matang. Temuan ini oleh para peneliti keuangan dirasa menghawatirkan  dan membuktikan bahwa perempuan Indonesia ke depannya harus cermat dalam mempersiapkan diri menjelang masa pensiun agar memiliki kemandirian finansial.

Untuk memulai kemandirian finansial, dibutuhkan informasi dan pengetahuan memadai yang dapat mendukung pencapaian tujuan tersebut. Kesadaran melek finansial di tengah kompleknya produk investasi saat ini sudah menjadi kebutuhan. Di samping itu, kemandirian finansial juga untuk melindungi dari kejahatan industri keuangan.

Investasi

Sebelumnya motivasi seseorang dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi ada beberapa hal  yaitu untuk melipatgandakan uangnya, takut inflasi, dan ada yang takut semuanya itu memilih yang aman saja yaitu menabung saja. Entah itu, menabung sebagai, tabungan, atau investasi. Keputusan akan dihasilkan seseorang yang mampu menyeimbangkankan antara faktor keserakahan dalam berinvestasi atau takut untuk berinvestasi.

Memang tidak boleh takut, selama sesuai dengan profit resiko, dan kebutuhan investasi dalam hal kaitan permasalahan ini adalah keuangan yang dipersiapkan untuk pembangunan keluarga yang pertama atau yang diutamakan adalah pendidikan anak.

Kasarnya, boleh mencoba investasi namun harus melihat keuntungannya dengan wajar, tidak tergiur keuntungan yang tidak masuk akal /sangat besar sekali. Lalu didorong keserakahan malah menjadikan kerugian finansial akibat serakah berinvestasi.

Tabungan dengan perencanaan menjadi pilihan karena bagi pemula, dan yang aman adalah perencanaan pendidikan.

Sekarang banyak produk tabungan perencanaan yang mempunyai bermacam-macam kemudahan. Maka haruslah bijak memilihnya. Yang menjadi pilihan pertama biasanya dan harus lah ringan,  dalam artian membayar preminya harus ringan dan terjangkau. Jika setiap bulan yang dibayarkan ringan, tentunya akan mudah mengalokasikan keuangannya untuk pos tersebut.

Yang kedua, tabungan itu tidak mempunyai tuntutan bunga bulanan yang tinggi. Sehingga, hati ini tidak kesal dengan potongan-potongan bunga yang setiap bulan muncul di buku tabungan.

Yang ketiga, adalah resiko yang kalau bisa menanggung apabila terjadi sesuatu.

Jadi sudah, barang tentu ciri-ciri itu terdapat pada produk asuransi. Berarti harusnya asuransilah yang cocok untuk menggunakan produk perencanaan.

Asuransi dalam Masyarakat

Asuransi menjadi pilihan banyak orang karena manfaatnya yang ganda yaitu nilai pertanggungan dan nilai tabungan yang terdapat dalam produk asuransi tertentu. Hal ini penting karena tidak akan tahu kejadian yang akan terjadi pada kita . Meskipun harapan tentu saja tidak terjadi apa-apa. Namun, bila terjadi, misalnya meninggal dunia, maka anak tidak akan menanggung beban yang berat untuk melanjutkan program perencanaan keuangan itu. Anak akan mendapatkan nilai pertanggungan sebanyak biaya yang direncanakan.

Hal ini berhubungan dengan perencanaan keuangan yang telah diuraikan  di atas, dengan banyaknya wacana mengenai keuangan dan pandainya wanita mengadopsi materi perencanaan keuangan tersebut, maka  sebuah keluarga bisa merencanakan keuangan yang dicitakan dan bisa melindungi keluarga, entah itu bentuknya tabungan, asuransi, atau apapun namun bisa menjadikan keluarga itu kuat.

Ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya bahwa lembaga keuangan yang dipilih oleh keluarga dalam memproteksi diri itu haruslah lembaga keuangan yang sudah ada label LPSyaitu Lembaga Penjamin Simpanan, karena fungsi lembaga ini adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan serta turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Keuangan Syariah

Syariah adalah hukum dalam bahasa arab. Maka, keuangan syariah adalah manajemen keuangan dengan prinsip agama Islam. Manajemen keuangan syariah berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini.

Keuangan syariah berkembang karena ada jalan agama yang mewarnai perputaran keuangan tersebut. Banyak orang akhirnya memilih bank syariah dengan produk-produknya. Keuangan syariah yang mempunyai ciri khas berprinsip humanis, yaitu dalam pelaksanaan mengelola keuangan itu mempunyai orientasi pembangunan umat manusia.

Jadi dalam keuangan syariah, uang dipergunakan sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas yang diperjual belikan. Keuangan ini menyimpan hak dana orang lain seperti yang dituangkan dalam zakat sebagai pembersih harta milik manusia. Ada yang harus dibagikan pada orang lain sebatas aturan yang telah ditetapkan hukum syariah.

Jadi, uang dipergunakan untuk jalan Allah, bukan untuk dibelanjakan secara konsumtif. Dalam keuangan itu juga ada zakat dan sodaqoh didalamnya.

Rasa amanpun menyertai produk  keuangan yang dikeluarkan bank syariah, dan tentu saja bank syariah juga yang telah menjadi anggota LPSyang menjamin simpanan nasabah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun